Oleh : Miftahudin
Guru SMP Negeri 1 Semarang
Mahasiswa Pascasarjana Unwahas Semarang
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada
dasarnya pengelolaan pendidikan sangatlah penting sebab pekerjaan itu berat dan
sulit sehingga membutuhkan pembagian tugas, kerja dan tanggung jawab.
Pembagian tugas dalam pengelolaan pendidikan tersebut terwujud sebagai sebuah
manajemen pendidikan. Dari sinilah, manajemen pendidikan diartikan sebagai ilmu
mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
belajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Manajemen pendidikan yang baik akan meningkatkan hasil semua potensi yang
dimiliki melalui lembaga sekolah.
Sekolah
sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh masyarakat, harus
memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan
moral untuk selalu memberikan penerengan kepada masyarakat tentang tujuan,
program, kebutuhan dan keadaannya dan sebaliknya sekolah harus mengetahui
dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat.
Kesuksesan sebuah lembaga sekolah akan sangat dipengaruhi oleh hubungannya
dengan masyarakat. Keduanya memiliki kepentingan yang saling berkaitan, yaitu
dapat dikatakan bahwa sekolah sebagai lembaga formal berperan dan mendapat
kepercayaan untuk mendidik, melatih dan membekali generasi muda guna masa
depannya sedangkan masyarakat berperan sebagai implikasi dari pendidikan
tersebut.
Oleh
sebab itu, dapat dikatakan bahwa masyarakat merupakan sekelompok individu yang
membutuhkan pendidikan sehingga berasal dari kebutuhan tersebut maka masyarakat
menyelenggarakan pendidikan itu. Tanpa adanya mayarakat maka sebuah lembaga
sekolah tidak dapat berperan dengan baik karena tidak dapat memenuhi kebutuhan
dan tujuan masyarakat. Hal ini mengingatkan bahwa masyarakat adalah bagian
dari sistem yang besar yaitu masyarakat.
Berdasarkan fakta di atas, maka penting adanya
manajemen hubungan sekolah dan masyarakat agar sebagai lembaga formal (sekolah)
dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Oleh karena itu, di sini
penulis berusaha untuk mengupas tentang manajemen hubungan sekolah dan
masyarakat (humas) di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini, berdasarkan uraian masalah diatas dapat diperinci
beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian, tujuan dan fungsi humas di Sekolah?
2. Bagaimanakah ruang lingkup manajemen humas di Sekolah?
3. Bagaimanakah fungsi-fungsi manajemen humas di Sekolah?
4. Bagaimanakah hubungan dan peran sekolah dengan masyarakat?
5. Bagaimanakah implementasi manajemen humas di SMP Negeri 1 Semarang?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Dasar
1.
Pengertian
Humas (hubungan masyarakat) dikemukakan pertama kali oleh Presiden Amerikan Serikat ialah
Thomas Jefrerson tahun 1807.
Akan tetapi pada saat itu dengan istilah Public Relations adalah dihubungkan
dengan Foreign Relation.
Kamus terbitan Institute of Public Relation (IPR), yakni sebuah lembaga
humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987, menjelaskan
bahwa humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa
sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu dan semuanya itu
berlangsung secara kesinambungan dan teratur.
Ibnoe
Syamsi dalam Suryosubroto juga mengemukakan definisi humas adalah kegiatan
organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar
mereka mendukungnya dengan sadar dan sukarela.
Kemudian Bonar masih dalam Suryosubroto menegaskan pernyataan Syamsi, humas
menjalankan usahanya untuk mencapai hubungan yang harmonis anatar sesuatu badan
oraganisasi dengan masyarakat sekelilingnya.
Maisyaroh
dalam Hermino mengatakan bahwa hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu
proses komunikasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kebutuhan dan praktik pendidikan dan
pada akhirnya bekerjasama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga
pendidikan.
Internaltional Public Relations Association dalam Hermino, humas adalah salah satu dari fungsi manajemen yang
memiliki ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga
swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari
masyarakat.
Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan
mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan
publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja
sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu
manajemen untuk menghadapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti
dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagau sistem peringatan
dini dalam mengantisipasi kecenderungan pengguna penelitian serta teknik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Berdasarkan uraian beberapa definisi di
atas dapat disimpukan bahwa manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu
rancangan rangkaian kegiatan untuk menciptakan hubungan harmonis antara lembaga
formal dan masyarakat melalui oraganisasi yang berlangsung secara kesinambungan
dan saling mendukung untuk tujuan dan kebutuhan bersama.
2.
Tujuan
Elsbree
dalam Ismaya mengemukakan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai
berikut:
a.
Untuk
menigkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
b.
Untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan menigkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
c.
Untuk
mengembangkan antusiasme/semangat saling bantu antara sekolah dengan masyarakat
demi kemajuan kedua belah pihak.
3.
Fungsi
Dalam
hal ini Ismaya membagi fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat ke
dalam 2 bagian, yaitu:
a.
Sekolah
sebagai lembaga pembaru (agent of change) yang mengintroduksi perubahan
pengetahuan, cara berfikir, pola hidup, kebiasaan, tata cara pergaulan dan
sebagainya.
b.
Sekolah
sebagai lembaga seleksi (selecting agency) yang memilih anggota
masyarakat menurut kemampuan dan potensinya dalam memberikan pembinaan sesuai
dengankemampuan itu, agar setiap individu dapat dikembangkan dan dimanfaatkan
potensinya semaksimal mungkin.
c. Sekolah sebagai lembaga peningkat (clas leveling agency)
yang membantu meningkatkan taraf sosial warga dan dengan demikian mengurangi
perbedaan atas tradisi, adat dan kebudayaan , sehingga terdapat usaha
penyesuaian diri yang lebih besar dalam kesatuan bangsa.
d.
Sekolah
sebagai lembaga pemeliharaan kelestarian (agen of preservation) yang
memelihara dan meneruskan sifat-sifat budaya yang patut dipelihara dan
diteruskan.
B.
Ruang Lingkup Humas Sekolah
1.
Peranan Kepemimpinan Sekolah
Manajemen humas dalam pendidikan merupakan mediator yang berada di
antara pimpinan
sekolah dengan publiknya. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa aktivitas tugas
humas adalah mengelola komunikasi antara organisasi dengan publiknya. Jadi
dapat dikatakan bahwa humas (public relation) adalah aktivitas yang
menghubungkan antara organisasi dengan masyarakat (public) demi
tercapaianya tujuan organisasi dan harapan masyarakat dengan produk yang
dihasilkan. Berdasar pengertian tersebut, maka maksud disusunnya program kerja
Wakil Kepala Sekolah. PP urusan Hubungan Masyarakat adalah
mampu untuk menjem-batani keterlibatan seluruh anggota masyarakat sekolah,
guru, karyawan, siswa, orang tua, lingkungan, perguruan tinggi dan lembaga
pemerintah dan swasta untuk ikut peduli dalam mengoptimalkan kemampuan dan
kerja sama sesuai dengan kemampuan-nya masing-masing, dan membntu kepala
sekolah dalam kegiatan pengelolaan sekolah.
Adapun tujuan dari program kerja Wakil
Kepala Sekolah urusan hubungan masyarakat adalah
a. Meningkatkan kerja sama antar warga sekolah.
b. Meningkatkan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat sekitar
sehingga masyarakat merasa memiliki dan tanggung jawab keberadaan sekolah.
c. Meningkatkan kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat, komite sekolah sehingga
bersama-sama berperan aktif dengan maju mundurnya sekolah.
d. Menjalin kerjasama dengan alumni
e. Menjaga keharmonisan hubungan dengan masyarakat sekitar sehingga
keamanan sekolah dapat terpelihara dengan baik.
f. Meningkatkan dan menumbuh kembangkan jiwa persaudaraan, kebangsaan dan
persatuan.
g. Bersama dengan BP/BK Menjalin hubungan dengan perguruan-perguruan tinggi
untuk meningkatkan wawasan peserta didik.
Sasaran yang ingin dicapai dari program ini
adalah terjalinnya hubungan baik antar anggota masyarakat sekolah, masyarakat
umum, lingkungan, komite, perguruan tinggi, Dunia usaha dan Industri,
tokoh-tokoh masyarakat, alumni dan mendia massa sehingga terciptanya hubungan
yang harmonis dan terjalin rapi serta saling pengertian
2.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup tugas humas dalam sebuah organisasi atau
lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut :
a.
Membina Hubungan Keluar (Publik Eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah
publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang
positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Hubungan Masyarakat Keluar (Humas
Eksternal) turut menentukan keberhasilan kegiatan hubungan masyarakat suatu
badan atau lembaga.
Berdasarkan macam-macam khalayak ini
dikenal sebagai :
1) Press Relations. Mengatur dan
memelihara hubungan dengan pers umumnya dengan mass media seperti pers, radio,
film dan televisi yang utama adalah pers.
2) Government Relations. Mengatur
dan memelihara hubungan dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah.
Lembaga atau instansi resmi yang berhubungan dengan kegiatan sekolah.
3) Community
Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan masyarakat setempat.
4) Supplier
Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan para levaransir
(pemborong), kontraktor agar segala kebutuhan perusahaan dapat diterima secara
teratur serta dengan harga dan syarat-syarat yang wajar.
5) Customer
Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan para langganan, sehingga
hubungan itu selalu dalam situasi bahwa langgananlah yang sangat membutuhkan
pendidikan, bukan sebaliknya.
b.
Membina hubungan ke dalam (publik
internal)
Menurut Ruslan yang dimaksud dengan publik
internal adalah publik yang menjadi bagian dari atau organisasi itu sendiri. Tujuan
hubungan masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya untuk meningkatkan
kegairahan bekerja para, guru, tenaga akademik, karyawan lembaga atau instansi
yang bersangkutan. Sebagai garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut, Internal
public meliputi :
1) Employee Relations. Memelihara
hubungan khusus antara manajemen dengan guru dalam kepegawaian secara formal.
Misalnya mengenai penempatan, pemindahan, kenaikan pangkat, pemberhentian,
pensiun dan sebagainya.
2) Human Relations. Memelihara
hubungan khusus antara sesama warga dalam sekolah secara informal, sebagai
manusia (secara manusiawi). Pergaulan antara manusia, bukan sebagai hubungan
manusia secara formal.
3) Labour Relations. Memelihara
hubungan antara kepala sekolah dengan komite serta turut menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul. Mengadakan tindakan tindakan preventif mencegah
kesulitan-kesulitan yang timbul, karenanya turut melancarkan hubungan yang
harmonis antara kedua belah pihak.
4) Stockholder
Relations, Industrial Relations. Sesuai dengan sifat dan kebutuhan sekolah
yaitu mengadakan hubungan dengan para pemegang saham.
Ruang Lingkup bidang kerja Humas di sekolah
ini adalah dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang yang meliputi:
1) Koordinasi
dengan Kepala sekolah dan unsur pimpinan lain.
2) Kerjasama
dengan BP/BK dalam menangani masalah kemampuan, minat dan kekeluargaan.
3) Kerjasama
dengan warga sekolah
4) Kerjasama
dengan tokoh masyarakat
5) Kerja
sama dengan aparat pemerintahan Kelurahan
6) Menjalin
silaturahmi antar Alumni
7) Kerjasama
dengan perguruan tinggi tentang kemajuan pendidikan
8) Mengembangkan
persaudaraan dengan lingkungan yang harmonis.
9) Menjalin
kerjasama dengan Kantin sekolah, pengurus OSIS tentang kebersihan lingkungan.
Disamping hal-hal tersebut diatas waka/PP
Humas melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut;
1) Melakukan
Koordinasi secara Kontinue dengan semua unsur pimpinan dan Tata Usaha.
2) Menerima
tamu umum yang berkaitan dengan tugas kehumasan.
3) Penyampaian
informasi terkai tdengan Sertifikasi, Libur Sekolah dan informasi-informasi
lain yang ada kaitannya dengan guru dan persekolahan.
4) Menuliskan
berbagai informasi dipapan pengumuman guru kaitannya dengan rapat dinas, rapat
awal tahun, rapat kelulusan, rapat akhir tahun dan kenaikan kelas.
5) Mempersiapkan
agenda rapat, dan menyampaikan guru yang tidak hadir pada saat belajar kepada
guru piket.
6) Mempersiapkan
pertemuan-pertemuan dengan pengurus komite, jika ada hal yang perlu dibicarakan
7) Melakukan
Home visit bersama BP/BK, Wali Kelas, jika ada siswa yang sakit, atau siswa
yang jarang masuk sekolah.
C.
Fungsi-fungsi Manajemen Humas
Manajemen Humas dapat dikatakn sebagai penerapan fungsi-fungsi
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penafsiran, kepemimpinan
dan evaluasi)
dalam kegiatan-kegiatan humas.
Hermino menerangakan bahwa manajemen humas berarti melakukan penelitian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang
di sponsori oleh organisasi.
Berikut adalah proses manajemen hubungan sekolah dan masayarakat:
a.
Perencanaan
Perencanaan sebagai fungsi manajemen dilakukan pada tahap pertama
sebelum melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan. Perencanaan sebagai cetak
biru (blu print) atas kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan
organisasi. Perencanaan merupakan upaya untuk menentukan program dan kegiatan
yang ingin dilakukan dan bagaimana cara mencapai tujuan organisasi. Perencanaan
sebagai suatu proses mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang
akan datang untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan. Secara sederhana,
perencanaan adalah usaha sadar, terorganisir dan terus-menerus dilakukan guna
memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan.
Fungsi perencanaan meminta para manajer untuk membuat
keputusan-keputusan tentang 4 (empat) unsur rencana yang fundamental, yaitu
sasaran, tindakan, sumber daya dan pelaksanaan. “The
planning function requires managers to make decisions about four fundamental
elements of plan. They are (1) objectives, (2) actions, (3) resources,
and (4) implementation”.
Ada beberapa hal yang penting dilaksanakan
terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan,
diantaranya:
a.
Merinci tujuan dan menerangkan kepada
setiap pegawai/ personil lembaga pendidikan.
b.
Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit
organisasi diadakan.
c.
Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan
pembagian dan pengelompokkan tugas terhadap masing-masing personil.
d.
Menetapkan kebijaksanaan umum, metode,
prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya.
e.
Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan
rencana/ sekala pengkajian.
f. Memilih para staf (pelaksana), administrator dan melakukan pengawasan.
g.
Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan
hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan pengajuan.
h.
Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya
(uang) material dan tempat.
i.
Menyiapkan
anggaran dan mengamankan dana.
j.
Menghemat
ruangan dan alat-alat perlengkapan.
b.
Pengorganisasian
Kegiatannya
meliputi: (a) mengidentifikasi tugas yang mamp dilaksanakan oleh sekolah, (b)
mendistribusi tugas sesuai dengan kemampuan personil sekolah, (c) merumuskan
aturan dan tata hubungan kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat.
c.
Monitoring
dan Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan
informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan
jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi, dan
dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan
meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan tersebut, inti dari
evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Evaluasi merupakan suatu proses atau
kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program
selanjutnya.
Hal ini berarti harus ada kejelasan apa
yang akan dievaluasi yang secara implisit menekankan adanya tujuan evaluasi,
serta adanya perencanaan bagaimana melaksanakan evaluasi. Selanjutnya,
dilakukan pengumpulan data, menganalisis dan membuat interpretasi terhadap data
yang terkumpul serta membuat laporan. Selain itu, evaluator juga harus
melakukan pengaturan terhadap evaluasi dan mengevaluasi apa yang telah
dilakukan dalam melaksanakan evaluasi secara keseluruhan.
Ada empat hal yang ditekankan pada rumusan
tersebut, yaitu:
a.
menunjuk pada penggunaan metode penelitian
b.
menekankan pada hasil suatu program
c.
penggunaan kriteria untuk menilai
d.
kontribusi terhadap pengambilan keputusan
dan perbaikan program di masa mendatang.
Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan
bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi
untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan
maupun menyusun program selanjutnya.
d.
Pengendalian/Kontroling
Pengendalian (controlling)
merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi.
Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. … the
process s by which manager determine wether actual operation are consistent
with plans.
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan. Proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu: (a)
penetapan standar pelaksanaan; (b) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
(c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata; (d) pembandingan pelaksanaan kegiatan
dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan (e) pengambilan
tindakan koreksi, bila diperlukan.
e.
Employee
Relations Sebagai Kegiatan Humas
Hubungan masyarakat internal atau hubungan kepegawaian (employee
relations) adalah sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu
organisasi atau perusahaan yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun
bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya. Employee
relations (hubungan kepegawaian) tersebut
tidak dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan
industrial yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses produksi,
dan upah yang terkait dengan lingkungan kerja. Pengertiannya lebih dari itu,
hubungan tersebut dipengaruhi oleh hubungan komunikasi internal antarkaryawan
dengan karyawan lainnya, atau hubungan antara karyawan dan manajemen perusahaan
yang efektif.
Maksud dan tujuan kegiatan internal
relations yang dilaksanakan melalui kegiatan employee relations, antara
lain sebagai berikut:
a.
Sebagai sarana komunikasi internal secara
timbal balik yang dipergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
b.
Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau
hambatan dalam komunikasi antara manajemen perusahaan dengan karyawannya.
c.
Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi
dalam upaya menjelaskan tentang kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjan dalam
sebuah organisasi atau perusahaan.
d.
Sebagai sarana media komunikasi internal
bagi pihak karyawan untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran
dan informasi serta laporan kepada pihak manajemn perusahaan (pimpinan).
D.
Hubungan dan Peran Sekolah dengan
Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang
diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk
mendapatkan aspirasi, dan simpati dari masyarakat, serta mengupayakan
terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan
bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah
untuk mensukseskan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah
tersebut bisa tetap eksis. Seperti dikutip dari International Public
Relation Association dalam Pengelolaan Pendidikan, yaitu: hubungan
masyarakat dengan sekolah merupakan komunikasi dua arah antara organisasi
dengan publik secara timbal balik baik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan
manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan
bersama.
Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa public
relation (Humas) adalah proses yang berjalan terus menerus, dimana
manajemen berusaha untuk memperoleh good will dan pengertian dari para
pegawai, langganan, dan masyarakat luas. Ke dalam melalui analisa, dan keluar
melalui jalan menggunakan pernyataan. Jadi bahwa dalam pelaksanaan hubungan
masyarakat merupakan suatu proses yang terencana yang berkesinambungan guna
memperoleh itikad baik dari semua pihak, baik kepada pihak internal (Kepala
sekolah, guru, staf) maupun kepada pihak eksternal (orang tua, masyarakat).
Mulyasa menyatakan hubungan sekolah dengan
masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam
membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah.
Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk memajukan
kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, memperkokoh tujuan serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat, mengarahkan masyarakat
untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat
sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh bantuan dari orang tua murid/masyarakat, Bantuan apa?
Ingat bantuan ini bukan hanya sekedar uang! Untuk melaporkan perkembangan dan
kemajuan, masalah dan prestasi-prestasi yang dapat dicapai sekolah. Kapan
sebenarnya laporan ini perlu dilakukan oleh pihak sekolah?
2. Untuk memajukan program pendidikan.
3. Untuk mengembangkan kebersamaan dan kerjasama yang erat, sehingga segala
permasalahan dan lain-lain dapat dilakukan secara bersama dan dalam waktu yang
tepat.
Dari berbagai uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat sebenarnya bertujuan untuk
meningkatkan:
a. Kualitas pembelajaran. Kualitas lulusan sekolah dalam aspek kognitif,
afektif maupun psikomotor hanya akan dapat tercipta melalui proses pembelajar
di kelas maupun di luar kelas. Proses pembelajaran yang berkualitas akan dapat
dicapai apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk orang tua murid/
masyarakat.
b. Kualitas hasil belajar siswa. Kualitas belajar siswa akan tercapai
apabila terjadi kebersamaan persepsi dan tindakan antara sekolah, masyarakat
dan orang tua siswa. Kebersamaan ini terutama dalam memberikan arahan,
bimbingan dan pengawasan pada anak/murid dalam belajar. Karena itu peningkatan
kemitraan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat merupakan prasyarat
yang tidak dapat ditinggalkan dalam konteks peningkatan mutu hasil belajar.
c. Kualitas pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta kualitas
masyarakat (orang tua murid) itu sendiri. Kualitas masyarakat akan dapat
dibangun melalui proses pendidikan dan hasil pendidikan yang handal. Lulusan
yang berkualitas merupakan modal utama dalam membangun kualitas masyarakat di
masa depan.
Ini berarti segala program yang dilakukan
dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat harus mengacu pada
peningkatan kualitas pembelajaran, kualitas hasil belajar dan kualitas
pertumbuhan/perkembangan peserta didik. Apabila hal tersebut dapat kita lakukan,
maka persepsi masyarakat tentang sekolah akan dapat dibangun secara optimal.
Hubungan sekolah dan masyarakat ini
memiliki tujuan, antara lain:
1) Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2) Mendapatkan dukungan dan bantuan financial yang diperlukan bagi
pengembangan sekolah.
3) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanan
program sekolah.
4) Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan
kebutuhan masayarakat.
Hubungan sekolah dengan masyarakat yang
berjalan dengan baik akan memberi manfaat pada kedua pihak. Berikut manfaat
yang diperoleh:
§ Bagi masyarakat
a.
Masyarakat mengetahui inovasi-inovasi yang
dilakukan oleh sekolah.
b.
Masyarakat sebagai pihak yang membutuhkan
pendidikan dapat mengajukan aspirasinya terhadap sekolah.
c.
Masyarakat dapat memberikan kritikan dan
saran yang berguna untuk sekolah apabila terdapat program, keputusan atau
tindakan sekolah yang tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat .
§ Bagi sekolah
a.
Sekolah dapat termotivasi untuk terus
melakukan perbaikan baik dari segi tenaga pendidik maupun dari fasilitas
pedidikan karena sekolah mendapat penilaian dan kontrol langsung dari
masyarakat.
b.
Sekolah dapat menyampaikan
kesulitan-kesulitan yang dialami sekolah yang memerlukan partisipasi masyarakat
untuk menyelesaikannya.
c.
Sekolah dapat memberi pemahaman kepada
masyarakat mengenai konsep-konsep pendidikan yang perlu masyarakat pahami agar
tidak terjadi kesalahpahaman konsep antara sekolah dan masyarakat.
d.
Sekolah dapat memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
E.
Implementasi Manajemen Humas di SMP Negeri
1 Semarang
Untuk menjelaskan implementasi manajemen
humas secara singkat dimakalah ini, akan dijelaskan tiga unsur penting supaya
pembahasannya bisa focus, yaitu :
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan adalah proses untuk
mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang
telah disepakati bersama atau dalam arti lai kepemimpinan adalah ilmu atau kiat
serta kemampuan seseorang mempengaruhi atau membimbing orang lain untuk
mencapai tujuan dengan cara-cara tertentu pula. Dalam organisasi sekolah,
Kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi disekolah. Pola kepemimpinannya akan
sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Oleh
karena itu, dalam pendidikan modern, kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat
perhatian secara serius. Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku
seseorang yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh
pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota
kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.
Menurut Hendiyat Soetopo dan Westy Soemanto
membagi gaya Kepemimpinan Kepala sekolah menjadi 4, yaitu: (1) gaya
autoritarian, (2) gaya laissez faire, (3) gaya demokratis, (4) gaya pseudo
demokratis. Dalam gaya kepemimpinan authoritarian, pemimpin lebih
bersifat ingin berkuasa, suasana sekolah selalu tegang. Pemimpin sama sekali
tidak memberi kebebasan kepada anggota kelompok untuk turut ambil bagian dalam
memutuskan suatu persoalan. Di sini pemimpin dalam hal ini kepala sekolah
mendikte kepada guru yang ada di bawah kepemimpinannya tentang apa yang harus
dikerjakan oleh mereka dan bagaimana harus mengerjakan.
Sifat kepemimpinan pada gaya Laizzes-faire
seolah-olah tidak tampak, sebab pada gaya ini seorang pemimpin memberikan
kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya atau secara
tidak langsung segala peraturan, kebijaksanaan (policy) suatu institusi
berada di tangan guru.
Guru bekerja menurut kehendaknya
masing-masing tanpa adanya pedoman kerja yang baik. Di sini seorang pemimpin
mempunyai keyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya
terhadap bawahan, maka semua usahanya akan cepat berhasil. Apabila hal ini kita
jumpai di sekolah, maka dalam hal ini bila akan menyelenggarakan rapat guru
dapat dilaksanakan tanpa kontak pimpinan (kepala sekolah), tetapi dapat
dilaksanakan tanpa acara. Rapat dapat dilaksanakan selagi anggota/guru-guru
dalam sekolah tersebut menghendakinya.
Dalam gaya demokratis, seorang
pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh bawahannya dalam pengambilan
keputusan. Kepala sekolah yang bersifat demikian akan selalu menghargai
pendapat atau kreasi guru yang ada di bawahnya dalam rangka membina kelasnya.
Kepala sekolah memberikan sebagian kepemimpinannya kepada guru, sehingga para
guru merasa turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program pendidikan dan
pengajaran di sekolah.
Kepala sekolah dalam gaya demokratis,
melaksanakan tugasnya atas dasar musyawarah, unsur-unsur demokrasinya harus
nampak dalam seluruh tata kehidupan di sekolah, misalnya kepala sekolah harus
menghargai martabat setiap guru yang mempunyai perbedaan individu, kepala
sekolah harus menciptakan situasi belajar sedemikian rupa sehingga nampak dalam
kelompok yang saling menghargai dan saling menghormati, kepala sekolah
hendaknya menghargai cara berpikir meskipun dasar pikiran itu bertentangan
dengan pendapat sendiri, dan kepala sekolah hendaknya menghargai kebebasan
individu.
Sebagai unsur yang mendukung
terselenggaranya manajemen humas yang baik, kepala sekolah SMP Negeri 1
Semarang ternyata lebih mengandalkan kepemimpinannya dengan kepemimpinan gaya
demokratis. Kepala Sekolah, Ibu Nining Sulistyaningsih lebih suka
mengikutsertakan seluruh guru-gurunya dalam pengambilan sebuah kebijakan,
baik kebijakan yang berdampak langsung
terhadap sekolah maupun tidak. Segala pendapat dan kreasi guru pun dihargai, bahkan
difasilitasi dengan menyediakan pengembangannya. Dalam hal ini, kreasi yang
diwujudkan adalah dalam bentuk kreasi alat peraga pembelajaran, pembuatan karya
ilmiah, baik berupa modul dan lain sebagainya.
2. Implementasi Manajemen Humas
a.
Perencanaan
Semua kebijakan,
program dan kegiatan di SMP Negeri 1 Semarang direncanakan bersama, dilaksanakan bersama dan
dievaluasi pun bersama-sama. Langkah-langkah implementasi perencanaan program
yang dilaksanakan adalah :
1) Membentuk kepanitian program secara merata sehingga semua guru mempunyai
tugas dan tanggungjawab yang seimbang
2) Memerinci tujuan program kepada semua guru dan karyawan supaya dapat
terlaksana dengan baik
3) Menentukan tugas dan fungsi kepanitiaan dan pembagian tugas dengan adil
4) Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan
lainnya melalui rapat-rapat koordinasi pra kegiatan
5) Membuatkan Surat Keputusan setiap kegiatan lengkap beserta uraian
tugasnya masing-masing
6) Menyiapkan anggaran dan melengkapi fasilitas serta kebutuhan yang
diperlukan selama kegiatan berlangsung
b.
Pengorganisasian
Dalam melaksanakan proses perorganisasian ini, perancangan tanggung jawab dan kewenangan setiap jabatan
individual, dan penetapan jabatan-jabatan tersebut dikelompokkan dalam
bagian-bagian tertentu dilakukan secara terbuka dan diketahui secara umum.
Bahkan dalam suatu ketika dilaksanakan pemilihan langsung Wakil Kepala Sekolah
oleh para guru-guru, meski jabatan ini bisa langsung ditunjuk oleh kepala
sekolah.
c.
Monitoring dan Evaluasi
Ada empat hal yang selalu dilakukan saat atau
setelah selesai melaksanakan sebuah program, yaitu:
1) Melaksanakan evaluasi, mencatat dan mengupayakan perubahan deprogram
setelahnya
2) Menekankan proses, bukan hasil
3) Criteria terhadap suatu kegiatan jelas dan terukur
4) Setiap program selalu diambil keputusan bersama
d.
Pengendalian/Kontroling
Usaha sistematik yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 1 Semarang,
terutama oleh kepala sekolah kaitannya dengan fungsi kontroling pada setiap
program adalah selalu menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
perencanaan tertentu sehingga dapat terukur jelas. Mengambil tindakan koreksi jika ditemukan unsure
yang dapat mengganggu atau mengurangi suksesnya program yang dilaksanakan.
Upaya yang dilakukan dalam fungsi kontroling ini ini bagaimana supaya setiap
program dilaksanakan secara efektif dan efisien.
e.
Employee
Relations Sebagai Kegiatan Humas
Hubungan masyarakat internal atau hubungan kepegawaian secara
fungsional maupun secara teknis dalam terjalin dengan baik. Semua kebutuhan
tercukupi dan mampu mempengaruhi semua guru dan karyawannya untuk melaksanakan
program yang telah direncanakan.
Secara internal, yang dilakukan oleh kepala
sekolah adalah sebagai berikut:
a.
Selalu melakukan timbal balik (feedback)
dalam setiap aktifitas atau program yang dilaksanakan
b.
Menjaga hubungan baik untuk menghindari kesalahpahaman
atau hambatan dalam komunikasi antara kepala sekolah dengan guru/karyawan atau
antar guru/karyawan.
c.
Selalu aktif menyampaikan info atau berita
atau kebijakan yang baru terkait dengan regulasi yang ada yang berkaitan dengan
kebijakan sekolah
d.
Aktif menjaga hubungan komunikasi internal
melalui grup WA, baik internal sekolah maupun secara Kedinasan.
3. Hubungan dengan Komite, Paguyuban dan Masyarakat
a. Komite Sekolah
§
Mampu bekerjasama dengan baik dengan komite
sekolah
§
Semua kebijakan sekolah yang berkaitan
dengan peserta didik melalui sepengetahuan komite sekolah
§
Bersama dengan komite sekolah mencari
dukungan pihak luar dalam mensukseskan program sekolah
§
Mencarikan solusi, terutama mengenai keuangan
atau tentang pembiayaan ekstra
§
Komite sekolah bersama dengan orangtua
peserta didik yang tergabung dalam ekstra, misal Marching Band, membiayai penuh
semua pembiayaannya sampai meraih ajang Nasional. Begitu juga dengan
ekstra-ekstra yang lain.
b. Paguyuban Sekolah
§
Mendukung kegiatan sekolah dalam bentuk
moril maupun financial, yang biasanya diserahkan kepada masing-masing paguyuban
kelas
§
Menjadi pelaksana kegiatan sekolah
§
Menjadi fasilitator sekolah dengan peserta
didik mengenai kegiatan yang non akademik
c. Masyarakat
§
Bekerjasama dengan masyarakat sekitar dalam
mewujudkan sekolah yang aman dan ramah anak
§
Melibatkan masyarakat dalam kegiatan
keagamaan, kesehatan dan lain sebagainya
§
Menempatkan masyarakat masyarakat sebagai
unsure terpenting dalam penilaian sekolah
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengertian manajemen humas adalah suatu
rancangan rangkaian kegiatan untuk menciptakan hubungan harmonis antara lembaga
formal dan masyarakat melalui oraganisasi yang berlangsung secara kesinambungan
dan saling mendukung untuk tujuan dan kebutuhan bersama. Tujuannya adlah untuk menigkatkan kualitas belajar, pemahaman
masyarakat, kualitas kehidupan dan antusiasme/semangat
saling bantu membantu.
2. Ruang lingkup humas sekolah mencakup, pertama, peranan
Kepemimpinan Sekolah yang menjadi jembatan penghubung atau humas (public relation) adalah aktivitas yang menghubungkan
antara organisasi dengan masyarakat (public) demi tercapaianya tujuan
organisasi dan harapan masyarakat dengan produk yang dihasilkan. Kedua, tugas humas mencakup membina Hubungan
Keluar (Publik Eksternal), missal Press
Relations, Government Relations, Community Relations, Supplier Relations dan Customer Relations. Kemudian
juga membina hubungan ke dalam (publik internal), meliputi : Employee
Relations, Human Relations, Labour Relations dan Stockholder Relations,
Industrial Relations.
3.
Fungsi-fungsi manajemen humas antara lain perencanaan, pengorganisasian, monitoring dan evaluasi, pengendalian/kontroling
dan employee relations.
4.
Tujuan
hubungan dengan masyarakat adalah pertama, untuk memperoleh bantuan dari
orang tua murid/masyarakat, untuk memajukan program pendidikan dan untuk
mengembangkan kebersamaan dan kerjasama yang erat.
5.
Implementasi
Humas di SMP Negeri 1 Semarang mencakup kepemimpinan kepala sekolah, kemudian
strategi melaksanakan fungsi-fungsi Humas serta menjaga hubungan baik dengan
Komite sekolah, paguyuban dan masyarakat.
B.
Saran
Seiring
perkembangan zaman seorang peneliti harus peka terhadap Perubahan sosial yang terjadi sangat cepat,
tanpa kita sadari tiba-tiba berada di zaman yang sudah berbeda. Kita harus
mampu melakukan penelitian yang berkualitas sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan permasalahan-permaslahan yang dihadapi saat ini. Penelitian sat ini
sebagai pijakan untuk melaksanakan penelitian selanjutanya dengan topik berbeda.
C.
Penutup
Demikian
makalah ini kami susun. Semoga para pembaca dapat memahami mengenai manajemen humas dengan baik. Permohonan maaf penulis
atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto dan M. Farid, Konsep Dasar Manajemen
Pendidikan di Sekolah, Yogyakarta: Gava Media, 2013.
Hermino Agustinus, Manajemen Kurikulum Berbasis
Karakter: Konsep, Pendekatan dan Aplikasi, Bandung: Alvabeta, 2014.
Bambang Ismaya, Pengelolaan Pendidikan, Bandung:
PT. Refika Aditama, 2015.
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi
Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi
Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014.
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2004.
Selamat Membaca