Selasa, 29 November 2016

Gus Mus : Shalat Jum'at di Jalan Raya, Bid'ah

Rencana Shalat Jum’at yang akan dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2016 menyita perhatian Ulama-ulama besar di Indonesia, termasuk Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus). Beliau merasa prihatin dengan rencana tersebut yang akan digelar oleh kelompok yang mengatasnamakan dirinya Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI. Perihal apakah oknum-oknum pengawal tersebut mencerminkan sikap MUI secara organisasi, itu soal lain.

Tokoh NU yang juga sebagai Pengasuh PonpesRaudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini memberikan pernyataan mengenai hukum shalat Jum’at melalui akun twitternya, yaitu @gusmusgusmu, pada tanggal Rabu (23/11) sebanyak 7 cuitan.

"Aku dengar kabar di Ibu Kota akan ada Jumat-an di jalan raya. Mudah-mudahan tidak benar," cuit Gus Mus.

"Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada bid'ah sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran," sambung Pj Rais Aam PBNU 2014-2015 ini.

Gus Mus mempertanyakan apa dalil Al-Qur’an dan haditsnya melakukan shalat Jumat di jalanan. Dia juga mempertanyakan apakah Rasullullah SAW, para sahabat dan tabi'in pernah melakukan atau membolehkan salat Jumat di jalan raya.

"Kalau benar, apakah shalat tahiyyatal masjid diganti shalat tahiyyatat thariq atau tahiyyatasy syari?" tanyanya.

Jika shalat Jumat di jalan protokol Jakarta itu benar akan dilakukan, lanjut Gus Mus, dia mengimbau umat Islam yang percaya dirinya tidak punya kepentingan politik apapun agar memikirkan hal itu dengan jernih.

"Setelah itu silakan Anda bebas untuk melakukan pilihan Anda. Aku hanya merasa bertanggung jawab mengasihi saudaraku. In uriidu illal ishlãha mãs tatha'tu wamã taufiiqii illa biLlãhil 'Aliyyil 'Azhiim," tulisnya.

"Artinya kurang lebih: Aku hanya berniat (ber)baik semampuku; taufikku hanya dengan pertolongan Allah Yang Maha Luhur dan Agung," imbuh Gus Mus menjelaskan artinya.

Ribuan komentar dalam bentuk retweet, like, mention dan reply pun membanjir. Akhirnya tweet dari Gus Mus ini banyak dijadikan sebagai sumber oleh media-media online. Namun, sangat disayangkan diantara ribuan netizen tersebut ada juga yang mencemooh. Padahal yang mencemooh itu, bisa jadi miskin ilmu agama. Akibat kepentingan yang membabi buta, pernyataan yang ia lontarkan pun mengundang kemarahan netizen.


Selamat Membaca

Ulama Nusantara yang Berpengaruh di Mekkah


Kitab “Imta’ Ulin-Nazhar bi Ba’dhi A’yanil-Qarn ar-Rabi’ ‘Asyar (Tasynif al-Asma bi Syuyukh al-Ijazah was-Sama’, terdiri dari 2 jilid) ini terhitung penting, karena memuat biografi, silsilah-sanad (mata rantai keilmuan), sekaligus jaringan ulama di Mekkah pada abad ke-14 H (awal abad ke-20 M). Kitab ini disunting oleh Dr. Mahmud Sa’id Mamduh (Mesir) dan dicetak di Beirut (2012 M).

Lebih menarik lagi, di dalam kitab ini disebutkan banyak ulama Nusantara yang berkiprah dan berpengaruh besar di Mekkah pada masa itu. Terdapat 26 ulama Nusantara (bisa jadi lebih jika ada yang terlewat). Berikut urutan nama-nama ulama tersebut sesuai urutan aksara hijai Arab.
 
>>> Dalam juz I:

1. Ibrahim ibn Dawud al-Fathani al-Makki (1320-1413 H), dari Patani, Thailand.
2. Ahmad Marzuki ibn Ahmad Mirshad al-Batawi (1293-1353 H), dari Batavia (Jakarta).
3. Baqir ibn Nur al-Jukjawi al-Makki (1306-1367 H), dari Jogja.
4. Bidhawi ibn Abdul Aziz al-Lasami (?-1390 H), dari Lasem, Jawa Tengah.
5. Jami’ ibn Abdul Rasyid al-Rifa’i al-Buqisi (1255-1361 H), dari Bugis.
6. Jamaluddin ibn Abdul Khaliq al-Fathani (1278-1355 H), dari Patani, Thailand.
7. Sulaiman ibn Muhammad Husain al-Falambani (1295-1376 H), dari Palembang.
8. Shalih ibn Muhammad ibn Abdillah al-Kalantani al-Makki (1315-1379 H), dari Kelantan, Malaysia.
9. Shalih ibn Mujian al-Batawi al-Tanqarani (1297-1353 H), dari Betawi-Tangerang.
10. Abdul Rasyid ibn Aslam al-Buqisi (?-1356 H), dari Bugis.
11. Abdul Karim ibn Ahmad al-Khatib al-Minankabawi al-Makki (1301-1357 H), dari Minang.
12. Abdullah ibn Azhuri al-Falambani al-Makki (1279-1357 H), dari Palembang.
13. Abdullah ibn Hasan Bella al-Andunisi al-Makki (1296-1357), dari ?.
14. Abdul Muhith ibn Ya’qub ibn Panji al-Surabawi (1311-1388 H), dari Surabaya, Jawa Timur.
15. Abdul Muhaimin al-Lasami (1313-1365 H), dari Lasem, Jawa Tengah.
 
>>> Dalam juz II:

16. Alawi ibn Thahir al-Haddad Mufti Johor (1301-1382 H).
17. Ali ibn Abdul Hamid Qudus al-Samarani (1310-1363 H), dari Semarang, Jawa Tengah.
18. Muhsin ibn Muhammad ibn Hasan al-Surabawi (1316-1366 H), dari Surabaya, Jawa Timur.
19. Muhsin ibn Muhammad ibn Abdillah al-Sairani al-Bantani (1277-1359 H), dari Serang, Banten.
20. Muhammad Ahid ibn Idris al-Buquri al-Makki (1302-1372 H), dari Bogor, Jawa Barat.
21. Muhammad Mukhtar ibn Atharid al-Buquri al-Jawi (1287-1349 H), dari Bogor, Jawa Barat.
22. Muhammad Manshur ibn Abdul Hamid al-Falaki al-Batawi (1290-1387 H), dari Batavia (Jakarta).
23. Ma’shum ibn Ahmad ibn Abdul Karim al-Lasami al-Jawi (1290-1392 H), dari Lasem, Jawa Tengah.
24. Manhsur ibn Mujahid Basyaiban al-Surabawi (1302-1360 H), dari Surabaya, Jawa Timur.
25. Hasyim Asy’ari al-Jaumbanji al-Jawi (1282-1366 H), dari Jombang, Jawa Timur.
26. Wahyuddin ibn Abdul Ghani al-Falambani (1288-1360 H), dari Palembang.

Para ulama di atas mayoritas memiliki karya tulis dalam pelbagai disiplin ilmu keislaman. Hanya saja, kitab di atas hanya mendata sekitar 7 ulama Nusantara saja yang tercatat memiliki beberapa karya, yaitu:

1. Ibrahim ibn Dawud al-Fathani, menulis (1) Nahj al-Burdah, (2) al-Futuhat ar-Ramadhaniyyah, Diwan Syi’r, (3) Tafsir al-‘Asyr al-Akhir minal-Qur’an al-Karim, (4) Manzhumat Isthilahat al-Minhaj [lin-Nawawi], (5) Syarh Riyadhus-Shalihin.

2. Baqir ibn Nur al-Jukjawi, menulis kitab biografi ulama Nusantara berjudul “Tarajim ‘Ulama Jawah”.

3. Shalih ibn Muhammad ibn Abdillah al-Kalantani, menulis (1) Nuzhum Tahdzib al-Manthiq, (2) Risalah fin-Nahw.

4. Shalih ibn Mujian al-Batawi, menulis (1) Adab al-‘Alim wal-Muta’allim, (2) Adab al-Qadhi, (3) Risalah fil-Ankihah, (4) Risalah fil-Falak.

5. Alawi ibn Thahir al-Haddad Mufti Johor, menulis (1) Iqamah ad-Dalil ‘ala Istijabah at-Taqbil, (2) as-Sirah an-Nabawiyyah as-Syarifah, (3) I’anah an-Nahidh fi ‘Ilm al-Faraidh, (4) Majmu’ fi ‘Ilm al-Falak, (5) Madkhal fi Tarikh al-Islam fis-Syarq al-Aqsha.

6. Muhammad Mukhtar ibn Atharid al-Buquri, menulis (1) Hasyiah ‘ala ‘Umdah al-Abrar fi Manasik al-Hajj wal-I’timar, (2) Ta’liqat ‘ala Jami’ at-Tirmidzi, (3) Ta’liqat ‘ala Nuzhum al-Qawaid al-Fiqhiyyah.

7. Muhammad Manshur ibn Abdul Hamid al-Falaki al-Batawi, menulis (1) Sullam al-Nairain, (2) Khullashah aJ-Jadwal, (3) Risalah fi Shalah al-KusyUf wal-Khusuf, (4) Mizan al-I’tidal, (5) Washilah at-Thullab, (6) Jadwal al-Faraidh, (7) al-Lu’lu’ al-ManzhUm fi Mabahits Sittah al-‘UlUm, (8) I’rab al-Ajurumiyyah lil-Mubtadi’

KH Hasyim Asy’ari tidak disebutkan karya-karyanya dalam kitab bibliografi di atas, padahal beliau termasuk sebagai ulama sentral yang prolifik. Karya-karya KH. Hasyim Asy’ari disunting oleh cucu beliau, KH Isham Hadziq, antara lain (1) Adabul-‘Alim wal-Muta’allim, (2) Risalah Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah, (3) al-Tibyan fi Nahy Muqatha’ah al-Arham, (4) an-Nurul-Mubin fi Mahabbati Sayyidil-Mursalin, (5) Ziyadah at-Ta’liqat, (6) at-Tanbihat al-Wajibat li Man Yashna’ al-Maulid bil-Munkarat.

Tentu, masih ada beberapa ulama Nusantara lainnya yang memiliki kiprah cemerlang di Mekkah pada masa itu namun tidak termasukkan dalam biografi, termasuk karya-karya mereka. Atau ada yang disebutkan namun karya-karya mereka tidak terlacak. Sangat besar kemungkinan manuskrip-karya-karya ulama Nusantara itu berserak dan tercecer di beberapa perpustakaan di Saudi Arabia saat ini, yang menunggu untuk digali dan diteliti lebih lanjut oleh para “santri-filolog” muda dari Nusantara. (A. Ginanjar Sya’ban)

Source : NU Online

Selamat Membaca

Sabtu, 19 November 2016

TEMU KANGEN ALUMNI MAN KENDAL

Dalam rangka mempererat tali silaturrahmi antar alumni dan untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah mutakhorrijiyah, Forum Alumni Biologi Dua (FOBIA) MAN Kendal angkatan tahun 1996 mengadakan temu kangen yang ke-20 tahun. Temu Kangen itu rencananya akan dilaksanakan pada hari minggu, tanggal 1 Januari 2017. Temu Kangen yang dilaksanakan pada awal tahun baru 2017 ini, akan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Tempat pelaksanaannya di Taman Wisata dan Kolam Renang Tirto Arum Baru Kendal, Jl. Soekarno Hatta KM 2,7 Kendal. 

Acara Temu Kangen sudah didesain apik oleh panitia untuk mensukseskan kegiatan tersebut. Panitia mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Di antara fasilitas yang disediakan antara lain makan siang untuk 2 orang, Snack, wisata gratis, free hotspot dan banyak doorprize yang sudah disiapkan. Serta yang tak kalah menariknya adalah tiket berenang di kolam renang tersebut. Tapi untuk yang tiket ini, dimohon kesadarannya untuk bayar sendiri-sendiri. Menarik bukan?

Untuk Panitia Temu Kangen FOBIA MAN Kendal yang bisa dihubungi 
Lukman H        : 0853 8596 7012 (Ketua)
Munif               : 0856 4176 0040 (Sekretaris)
A Saiful H        : 0857 1721 8338 (Bendahara)
Ahmadun         : 0819 1451 4972 (Humas)
Nurul M          : 0813 2570 7806 (Humas)
Fatoniyah         : 0819 0166 5198 (Humas)
Asrifah             : 0856 4026 9187 (Humas)
Ali Muhtar        : 0822 2144 6917 (Humas)
Ngasiono         : 0813 2525 0213 (Humas)

Silahkan hubungi panitia diatas untuk teknis kegiatannya.


Waktu 20 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk mengejar sebuah cita-cita hidup. Cita-cita yang mulai tertanam waktu sekolah saat itu. Kita harus akui, itu bagian dari sejarah hidup kita sekarang. Dan saat ini, mungkin sebagain besar dari kita cita-citanya sudah tercapai. Sudah ada yang menjadi dokter, polisi, guru, pengusaha dan profesi-profesi lainnya. Sebagian besar sudah sukses, sudah mantap dengan perjalanan hidupnya. 

Namun, sadar atau tidak sadar, dibalik kesuksesan kita itu ternyata kita hampir melupakan sosok yang sangat danpaling berjasa pada kita. Ya, Bapak Ibu guru di sekolah tercinta kita, MAN Kendal. Dengan tangan dingin mereka, kita dididik, dibina dan ditanamkan sebuah cita-cita luhur untuk kebahagiaan kita kelak di masa depan. Ya, di MAN Kendal lah kita mulai mengukir sejarah. Ada tawa, canda dan lara disana yang tercampur aduk menjadi satu, yaitu kenangan indah yang tak akan pernah terganti dan terlupakan. Kita harus sadari betul itu, tanpanya kita bukanlah apa-apa.


Kita yang dulu pernah sebangku, saling berdiskusi, bertukar pikiran, kadang-kadang contek-contekan (he he), bahkan saling ledek-ledekan (hayooo...), sudah menjadi satu keluarga yang utuh. Setelah sekian lama terpisah, kita harus satukan keluarga itu lagi. Kita kenang masa-masa dulu dengan kondisi saat ini dan sesuai profesi kita masing-masing. Kita boleh berbeda, namun tetap dalam satu kesatuan. Kita ajak keluarga-keluarga kecil kita, kita tanamkan pada mereka semangat untuk mencari ilmu setinggi-tingginya. Sebagaimana apa yang sudah kita lakukan tempo dulu.

Nah, tanggal 1 Januari 2017 sudah semakin dekat. Yuk semua alumni sempatkan waktunya untuk hadir di acara tersebut. Di tengah kesibukan kalian, semestinya waktu itu sangatlah berarti. Semoga acara temu kangen besuk dihadiri oleh semua alumni yang ada, berjalan dengan lancar tanpa ada halangan dan hambatan suatu apapun serta semoga kita semua diberi kesehatan dan kelancaran rizqi. Dan yang terakhir, mari kita SUKSESKAN TEMU KANGEN FORUM ALUMNI BIOLOGI DUA (FOBIA) MAN KENDAL ANGKATAN 1996. Salam SAYA HADIR, Anda?   (Nurul Mafrokhah)
Selamat Membaca

Selamat Membaca