Jumat, 28 Juni 2019

MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DI SEKOLAH

Oleh : Miftahudin
Guru SMP Negeri 1 Semarang
Mahasiswa Pascasarjana Unwahas Semarang

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pada dasarnya pengelolaan pendidikan sangatlah penting sebab pekerjaan itu berat dan sulit sehingga membutuhkan pembagian tugas, kerja dan tanggung jawab.[1] Pembagian tugas dalam pengelolaan pendidikan tersebut terwujud sebagai sebuah manajemen pendidikan. Dari sinilah, manajemen pendidikan diartikan sebagai ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[2] Manajemen pendidikan yang baik akan meningkatkan hasil semua potensi yang dimiliki melalui lembaga sekolah.
Sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh masyarakat, harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan penerengan kepada masyarakat tentang tujuan, program, kebutuhan dan keadaannya dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat.[3] Kesuksesan sebuah lembaga sekolah akan sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan masyarakat. Keduanya memiliki kepentingan yang saling berkaitan, yaitu dapat dikatakan bahwa sekolah sebagai lembaga formal berperan dan mendapat kepercayaan untuk mendidik, melatih dan membekali generasi muda guna masa depannya sedangkan masyarakat berperan sebagai implikasi dari pendidikan tersebut.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa masyarakat merupakan sekelompok individu yang membutuhkan pendidikan sehingga berasal dari kebutuhan tersebut maka masyarakat menyelenggarakan pendidikan itu. Tanpa adanya mayarakat maka sebuah lembaga sekolah tidak dapat berperan dengan baik karena tidak dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan masyarakat. Hal ini mengingatkan bahwa masyarakat adalah bagian dari sistem yang besar yaitu masyarakat.
Berdasarkan fakta di atas, maka penting adanya manajemen hubungan sekolah dan masyarakat agar sebagai lembaga formal (sekolah) dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Oleh karena itu, di sini penulis berusaha untuk mengupas tentang manajemen hubungan sekolah dan masyarakat (humas) di sekolah.

B.  Rumusan Masalah
Pada makalah ini, berdasarkan uraian masalah diatas dapat diperinci beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Apakah pengertian, tujuan dan fungsi humas di Sekolah?
2.    Bagaimanakah ruang lingkup manajemen humas di Sekolah?
3.    Bagaimanakah fungsi-fungsi manajemen humas di Sekolah?
4.    Bagaimanakah hubungan dan peran sekolah dengan masyarakat?
5.    Bagaimanakah implementasi manajemen humas di SMP Negeri 1 Semarang?

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Konsep Dasar
1.    Pengertian
Humas (hubungan masyarakat) dikemukakan pertama kali oleh Presiden Amerikan Serikat ialah Thomas Jefrerson tahun 1807.[4] Akan tetapi pada saat itu dengan istilah Public Relations adalah dihubungkan dengan Foreign Relation.[5] Kamus terbitan Institute of Public Relation (IPR), yakni sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987, menjelaskan bahwa humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu dan semuanya itu berlangsung secara kesinambungan dan teratur.[6]
Ibnoe Syamsi dalam Suryosubroto juga mengemukakan definisi humas adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan sadar dan sukarela.[7] Kemudian Bonar masih dalam Suryosubroto menegaskan pernyataan Syamsi, humas menjalankan usahanya untuk mencapai hubungan yang harmonis anatar sesuatu badan oraganisasi dengan masyarakat sekelilingnya.[8]
Maisyaroh dalam Hermino mengatakan bahwa hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kebutuhan dan praktik pendidikan dan pada akhirnya bekerjasama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan.[9]
Internaltional Public Relations Association dalam Hermino, humas adalah salah satu dari fungsi manajemen yang memiliki ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari masyarakat.[10]
Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk menghadapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagau sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan pengguna penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.[11]
Berdasarkan uraian beberapa definisi di atas dapat disimpukan bahwa manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu rancangan rangkaian kegiatan untuk menciptakan hubungan harmonis antara lembaga formal dan masyarakat melalui oraganisasi yang berlangsung secara kesinambungan dan saling mendukung untuk tujuan dan kebutuhan bersama.
2.    Tujuan
Elsbree dalam Ismaya mengemukakan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut:
a.     Untuk menigkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
b.    Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan menigkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
c.    Untuk mengembangkan antusiasme/semangat saling bantu antara sekolah dengan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak.[12]
3.    Fungsi
Dalam hal ini Ismaya membagi fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat ke dalam 2 bagian, yaitu:
a.    Sekolah sebagai lembaga pembaru (agent of change) yang mengintroduksi perubahan pengetahuan, cara berfikir, pola hidup, kebiasaan, tata cara pergaulan dan sebagainya.
b.    Sekolah sebagai lembaga seleksi (selecting agency) yang memilih anggota masyarakat menurut kemampuan dan potensinya dalam memberikan pembinaan sesuai dengankemampuan itu, agar setiap individu dapat dikembangkan dan dimanfaatkan potensinya semaksimal mungkin.
c.    Sekolah sebagai lembaga peningkat (clas leveling agency) yang membantu meningkatkan taraf sosial warga dan dengan demikian mengurangi perbedaan atas tradisi, adat dan kebudayaan , sehingga terdapat usaha penyesuaian diri yang lebih besar dalam kesatuan bangsa.
d.   Sekolah sebagai lembaga pemeliharaan kelestarian (agen of preservation) yang memelihara dan meneruskan sifat-sifat budaya yang patut dipelihara dan diteruskan.[13]
B.  Ruang Lingkup Humas Sekolah
1.    Peranan Kepemimpinan Sekolah
Manajemen humas dalam pendidikan merupakan mediator yang berada di antara pimpinan sekolah dengan publiknya. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa aktivitas tugas humas adalah mengelola komunikasi antara organisasi dengan publiknya. Jadi dapat dikatakan bahwa humas (public relation) adalah aktivitas yang menghubungkan antara organisasi dengan masyarakat (public) demi tercapaianya tujuan organisasi dan harapan masyarakat dengan produk yang dihasilkan. Berdasar pengertian tersebut, maka maksud disusunnya program kerja Wakil Kepala Sekolah. PP urusan Hubungan Masyarakat adalah mampu untuk menjem-batani keterlibatan seluruh anggota masyarakat sekolah, guru, karyawan, siswa, orang tua, lingkungan, perguruan tinggi dan lembaga pemerintah dan swasta untuk ikut peduli dalam mengoptimalkan kemampuan dan kerja sama sesuai dengan kemampuan-nya masing-masing, dan membntu kepala sekolah dalam kegiatan pengelolaan sekolah.[14]
Adapun tujuan dari program kerja Wakil Kepala Sekolah urusan hubungan masyarakat adalah
a.    Meningkatkan kerja sama antar warga sekolah.
b.    Meningkatkan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat sekitar sehingga masyarakat merasa memiliki dan tanggung jawab keberadaan sekolah.
c.    Meningkatkan kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat, komite sekolah sehingga bersama-sama berperan aktif dengan maju mundurnya sekolah.
d.   Menjalin kerjasama dengan alumni
e.    Menjaga keharmonisan hubungan dengan masyarakat sekitar sehingga keamanan sekolah dapat terpelihara dengan baik.
f. Meningkatkan dan menumbuh kembangkan jiwa persaudaraan, kebangsaan dan persatuan.
g.    Bersama dengan BP/BK Menjalin hubungan dengan perguruan-perguruan tinggi untuk meningkatkan wawasan peserta didik.[15]
Sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah terjalinnya hubungan baik antar anggota masyarakat sekolah, masyarakat umum, lingkungan, komite, perguruan tinggi, Dunia usaha dan Industri, tokoh-tokoh masyarakat, alumni dan mendia massa sehingga terciptanya hubungan yang harmonis dan terjalin rapi serta saling pengertian
2.    Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup tugas humas dalam sebuah organisasi atau lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut :
a.    Membina Hubungan Keluar (Publik Eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Hubungan Masyarakat Keluar (Humas Eksternal) turut menentukan keberhasilan kegiatan hubungan masyarakat suatu badan atau lembaga.
Berdasarkan macam-macam khalayak ini dikenal sebagai :
1) Press Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan pers umumnya dengan mass media seperti pers, radio, film dan televisi yang utama adalah pers.
2) Government Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Lembaga atau instansi resmi yang berhubungan dengan kegiatan sekolah.
3)  Community Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan masyarakat setempat.
4)  Supplier Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan para levaransir (pemborong), kontraktor agar segala kebutuhan perusahaan dapat diterima secara teratur serta dengan harga dan syarat-syarat yang wajar.
5)  Customer Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan para langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa langgananlah yang sangat membutuhkan pendidikan, bukan sebaliknya.[16]
b.    Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Menurut Ruslan yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari atau organisasi itu sendiri. Tujuan hubungan masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya untuk meningkatkan kegairahan bekerja para, guru, tenaga akademik, karyawan lembaga atau instansi yang bersangkutan. Sebagai garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut, Internal public meliputi :
1) Employee Relations. Memelihara hubungan khusus antara manajemen dengan guru dalam kepegawaian secara formal. Misalnya mengenai penempatan, pemindahan, kenaikan pangkat, pemberhentian, pensiun dan sebagainya.
2) Human Relations. Memelihara hubungan khusus antara sesama warga dalam sekolah secara informal, sebagai manusia (secara manusiawi). Pergaulan antara manusia, bukan sebagai hubungan manusia secara formal.
3) Labour Relations. Memelihara hubungan antara kepala sekolah dengan komite serta turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul. Mengadakan tindakan tindakan preventif mencegah kesulitan-kesulitan yang timbul, karenanya turut melancarkan hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
4)  Stockholder Relations, Industrial Relations. Sesuai dengan sifat dan kebutuhan sekolah yaitu mengadakan hubungan dengan para pemegang saham.
Ruang Lingkup bidang kerja Humas di sekolah ini adalah dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang yang meliputi:
1)  Koordinasi dengan Kepala sekolah dan unsur pimpinan lain.
2)  Kerjasama dengan BP/BK dalam menangani masalah kemampuan, minat dan kekeluargaan.
3)  Kerjasama dengan warga sekolah
4)  Kerjasama dengan tokoh masyarakat
5)  Kerja sama dengan aparat pemerintahan Kelurahan
6)  Menjalin silaturahmi antar Alumni

7)  Kerjasama dengan perguruan tinggi tentang kemajuan pendidikan
8)  Mengembangkan persaudaraan dengan lingkungan yang harmonis.
9)  Menjalin kerjasama dengan Kantin sekolah, pengurus OSIS tentang kebersihan lingkungan.[17]
Disamping hal-hal tersebut diatas waka/PP Humas melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut;
1)  Melakukan Koordinasi secara Kontinue dengan semua unsur pimpinan dan Tata Usaha.
2)  Menerima tamu umum yang berkaitan dengan tugas kehumasan.
3)  Penyampaian informasi terkai tdengan Sertifikasi, Libur Sekolah dan informasi-informasi lain yang ada kaitannya dengan guru dan persekolahan.
4)  Menuliskan berbagai informasi dipapan pengumuman guru kaitannya dengan rapat dinas, rapat awal tahun, rapat kelulusan, rapat akhir tahun dan kenaikan kelas.
5)  Mempersiapkan agenda rapat, dan menyampaikan guru yang tidak hadir pada saat belajar kepada guru piket.
6)  Mempersiapkan pertemuan-pertemuan dengan pengurus komite, jika ada hal yang perlu dibicarakan
7)  Melakukan Home visit bersama BP/BK, Wali Kelas, jika ada siswa yang sakit, atau siswa yang jarang masuk sekolah.[18]
C.  Fungsi-fungsi Manajemen Humas
Manajemen Humas dapat dikatakn sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penafsiran, kepemimpinan dan evaluasi) dalam kegiatan-kegiatan humas.[19] Hermino menerangakan bahwa manajemen humas berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang di sponsori oleh organisasi.[20] Berikut adalah proses manajemen hubungan sekolah dan masayarakat:
a.    Perencanaan
Perencanaan sebagai fungsi manajemen dilakukan pada tahap pertama sebelum melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan. Perencanaan sebagai cetak biru (blu print) atas kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan organisasi. Perencanaan merupakan upaya untuk menentukan program dan kegiatan yang ingin dilakukan dan bagaimana cara mencapai tujuan organisasi. Perencanaan sebagai suatu proses mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan. Secara sederhana, perencanaan adalah usaha sadar, terorganisir dan terus-menerus dilakukan guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan.[21]
Fungsi perencanaan meminta para manajer untuk membuat keputusan-keputusan tentang 4 (empat) unsur rencana yang fundamental, yaitu sasaran, tindakan, sumber daya dan pelaksanaan. The planning function requires managers to make decisions about four fundamental elements of plan. They are (1) objectives, (2) actions, (3) resources, and (4) implementation”.
Ada beberapa hal yang penting dilaksanakan terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan, diantaranya:
a.    Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/ personil lembaga pendidikan.
b.    Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan.
c.    Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan pembagian dan pengelompokkan tugas terhadap masing-masing personil.
d.   Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya.
e.    Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan rencana/ sekala pengkajian.
f. Memilih para staf (pelaksana), administrator dan melakukan pengawasan.
g.    Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan pengajuan.
h.    Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya (uang) material dan tempat.
i.  Menyiapkan anggaran dan mengamankan dana.
j.  Menghemat ruangan dan alat-alat perlengkapan.
b.    Pengorganisasian
Kegiatannya meliputi: (a) mengidentifikasi tugas yang mamp dilaksanakan oleh sekolah, (b) mendistribusi tugas sesuai dengan kemampuan personil sekolah, (c) merumuskan aturan dan tata hubungan kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat.
c.    Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.
Hal ini berarti harus ada kejelasan apa yang akan dievaluasi yang secara implisit menekankan adanya tujuan evaluasi, serta adanya perencanaan bagaimana melaksanakan evaluasi. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data, menganalisis dan membuat interpretasi terhadap data yang terkumpul serta membuat laporan. Selain itu, evaluator juga harus melakukan pengaturan terhadap evaluasi dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam melaksanakan evaluasi secara keseluruhan.
Ada empat hal yang ditekankan pada rumusan tersebut, yaitu:
a.    menunjuk pada penggunaan metode penelitian
b.    menekankan pada hasil suatu program
c.    penggunaan kriteria untuk menilai
d.   kontribusi terhadap pengambilan keputusan dan perbaikan program di masa mendatang.
Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.[22]
d.   Pengendalian/Kontroling
Pengendalian (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. … the process s by which manager determine wether actual operation are consistent with plans.[23] Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu: (a) penetapan standar pelaksanaan; (b) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; (c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata; (d) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan (e) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.[24]
e.    Employee Relations Sebagai Kegiatan Humas
Hubungan masyarakat internal atau hubungan kepegawaian (employee relations) adalah sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau perusahaan yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya. Employee relations (hubungan kepegawaian) tersebut tidak dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses produksi, dan upah yang terkait dengan lingkungan kerja. Pengertiannya lebih dari itu, hubungan tersebut dipengaruhi oleh hubungan komunikasi internal antarkaryawan dengan karyawan lainnya, atau hubungan antara karyawan dan manajemen perusahaan yang efektif.
Maksud dan tujuan kegiatan internal relations yang dilaksanakan melalui kegiatan employee relations, antara lain sebagai berikut:
a.    Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
b.    Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan dalam komunikasi antara manajemen perusahaan dengan karyawannya.
c.    Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan tentang kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
d.   Sebagai sarana media komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan informasi serta laporan kepada pihak manajemn perusahaan (pimpinan).[25]
D.  Hubungan dan Peran Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, dan simpati dari masyarakat, serta mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensukseskan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis. Seperti dikutip dari International Public Relation Association dalam Pengelolaan Pendidikan, yaitu: hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik baik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama.[26]
Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa public relation (Humas) adalah proses yang berjalan terus menerus, dimana manajemen berusaha untuk memperoleh good will dan pengertian dari para pegawai, langganan, dan masyarakat luas. Ke dalam melalui analisa, dan keluar melalui jalan menggunakan pernyataan. Jadi bahwa dalam pelaksanaan hubungan masyarakat merupakan suatu proses yang terencana yang berkesinambungan guna memperoleh itikad baik dari semua pihak, baik kepada pihak internal (Kepala sekolah, guru, staf) maupun kepada pihak eksternal (orang tua, masyarakat).
Mulyasa menyatakan hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat, mengarahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut:
1.    Untuk memperoleh bantuan dari orang tua murid/masyarakat, Bantuan apa? Ingat bantuan ini bukan hanya sekedar uang! Untuk melaporkan perkembangan dan kemajuan, masalah dan prestasi-prestasi yang dapat dicapai sekolah. Kapan sebenarnya laporan ini perlu dilakukan oleh pihak sekolah?
2.    Untuk memajukan program pendidikan.
3.    Untuk mengembangkan kebersamaan dan kerjasama yang erat, sehingga segala permasalahan dan lain-lain dapat dilakukan secara bersama dan dalam waktu yang tepat.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan:
a.    Kualitas pembelajaran. Kualitas lulusan sekolah dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor hanya akan dapat tercipta melalui proses pembelajar di kelas maupun di luar kelas. Proses pembelajaran yang berkualitas akan dapat dicapai apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk orang tua murid/ masyarakat.
b.    Kualitas hasil belajar siswa. Kualitas belajar siswa akan tercapai apabila terjadi kebersamaan persepsi dan tindakan antara sekolah, masyarakat dan orang tua siswa. Kebersamaan ini terutama dalam memberikan arahan, bimbingan dan pengawasan pada anak/murid dalam belajar. Karena itu peningkatan kemitraan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat merupakan prasyarat yang tidak dapat ditinggalkan dalam konteks peningkatan mutu hasil belajar.
c.    Kualitas pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta kualitas masyarakat (orang tua murid) itu sendiri. Kualitas masyarakat akan dapat dibangun melalui proses pendidikan dan hasil pendidikan yang handal. Lulusan yang berkualitas merupakan modal utama dalam membangun kualitas masyarakat di masa depan.
Ini berarti segala program yang dilakukan dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat harus mengacu pada peningkatan kualitas pembelajaran, kualitas hasil belajar dan kualitas pertumbuhan/perkembangan peserta didik. Apabila hal tersebut dapat kita lakukan, maka persepsi masyarakat tentang sekolah akan dapat dibangun secara optimal.[27]
Hubungan sekolah dan masyarakat ini memiliki tujuan, antara lain:
1)   Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2)   Mendapatkan dukungan dan bantuan financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3)   Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanan program sekolah.
4)   Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan kebutuhan masayarakat.
Hubungan sekolah dengan masyarakat yang berjalan dengan baik akan memberi manfaat pada kedua pihak. Berikut manfaat yang diperoleh:
§ Bagi masyarakat
a.    Masyarakat mengetahui inovasi-inovasi yang dilakukan oleh sekolah.
b.    Masyarakat sebagai pihak yang membutuhkan pendidikan dapat mengajukan aspirasinya terhadap sekolah.

c.    Masyarakat dapat memberikan kritikan dan saran yang berguna untuk sekolah apabila terdapat program, keputusan atau tindakan sekolah yang tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat .
§ Bagi sekolah
a.    Sekolah dapat termotivasi untuk terus melakukan perbaikan baik dari segi tenaga pendidik maupun dari fasilitas pedidikan karena sekolah mendapat penilaian dan kontrol langsung dari masyarakat.
b.    Sekolah dapat menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dialami sekolah yang memerlukan partisipasi masyarakat untuk menyelesaikannya.
c.    Sekolah dapat memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai konsep-konsep pendidikan yang perlu masyarakat pahami agar tidak terjadi kesalahpahaman konsep antara sekolah dan masyarakat.
d.   Sekolah dapat memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar bagi peserta didik.[28]
E.   Implementasi Manajemen Humas di SMP Negeri 1 Semarang
Untuk menjelaskan implementasi manajemen humas secara singkat dimakalah ini, akan dijelaskan tiga unsur penting supaya pembahasannya bisa focus, yaitu :
1.    Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah disepakati bersama atau dalam arti lai kepemimpinan adalah ilmu atau kiat serta kemampuan seseorang mempengaruhi atau membimbing orang lain untuk mencapai tujuan dengan cara-cara tertentu pula. Dalam organisasi sekolah, Kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi disekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern, kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian secara serius. Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.
Menurut Hendiyat Soetopo dan Westy Soemanto membagi gaya Kepemimpinan Kepala sekolah menjadi 4, yaitu: (1) gaya autoritarian, (2) gaya laissez faire, (3) gaya demokratis, (4) gaya pseudo demokratis. Dalam gaya kepemimpinan authoritarian, pemimpin lebih bersifat ingin berkuasa, suasana sekolah selalu tegang. Pemimpin sama sekali tidak memberi kebebasan kepada anggota kelompok untuk turut ambil bagian dalam memutuskan suatu persoalan. Di sini pemimpin dalam hal ini kepala sekolah mendikte kepada guru yang ada di bawah kepemimpinannya tentang apa yang harus dikerjakan oleh mereka dan bagaimana harus mengerjakan.
Sifat kepemimpinan pada gaya Laizzes-faire seolah-olah tidak tampak, sebab pada gaya ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya atau secara tidak langsung segala peraturan, kebijaksanaan (policy) suatu institusi berada di tangan guru.
Guru bekerja menurut kehendaknya masing-masing tanpa adanya pedoman kerja yang baik. Di sini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan, maka semua usahanya akan cepat berhasil. Apabila hal ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal ini bila akan menyelenggarakan rapat guru dapat dilaksanakan tanpa kontak pimpinan (kepala sekolah), tetapi dapat dilaksanakan tanpa acara. Rapat dapat dilaksanakan selagi anggota/guru-guru dalam sekolah tersebut menghendakinya.
Dalam gaya demokratis, seorang pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh bawahannya dalam pengambilan keputusan. Kepala sekolah yang bersifat demikian akan selalu menghargai pendapat atau kreasi guru yang ada di bawahnya dalam rangka membina kelasnya. Kepala sekolah memberikan sebagian kepemimpinannya kepada guru, sehingga para guru merasa turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Kepala sekolah dalam gaya demokratis, melaksanakan tugasnya atas dasar musyawarah, unsur-unsur demokrasinya harus nampak dalam seluruh tata kehidupan di sekolah, misalnya kepala sekolah harus menghargai martabat setiap guru yang mempunyai perbedaan individu, kepala sekolah harus menciptakan situasi belajar sedemikian rupa sehingga nampak dalam kelompok yang saling menghargai dan saling menghormati, kepala sekolah hendaknya menghargai cara berpikir meskipun dasar pikiran itu bertentangan dengan pendapat sendiri, dan kepala sekolah hendaknya menghargai kebebasan individu.
Sebagai unsur yang mendukung terselenggaranya manajemen humas yang baik, kepala sekolah SMP Negeri 1 Semarang ternyata lebih mengandalkan kepemimpinannya dengan kepemimpinan gaya demokratis. Kepala Sekolah, Ibu Nining Sulistyaningsih lebih suka mengikutsertakan seluruh guru-gurunya dalam pengambilan sebuah kebijakan, baik  kebijakan yang berdampak langsung terhadap sekolah maupun tidak. Segala pendapat dan kreasi guru pun dihargai, bahkan difasilitasi dengan menyediakan pengembangannya. Dalam hal ini, kreasi yang diwujudkan adalah dalam bentuk kreasi alat peraga pembelajaran, pembuatan karya ilmiah, baik berupa modul dan lain sebagainya.
2.    Implementasi Manajemen Humas
a.    Perencanaan
Semua kebijakan, program dan kegiatan di SMP Negeri 1 Semarang direncanakan bersama, dilaksanakan bersama dan dievaluasi pun bersama-sama. Langkah-langkah implementasi perencanaan program yang dilaksanakan adalah :
1)      Membentuk kepanitian program secara merata sehingga semua guru mempunyai tugas dan tanggungjawab yang seimbang
2)      Memerinci tujuan program kepada semua guru dan karyawan supaya dapat terlaksana dengan baik
3)      Menentukan tugas dan fungsi kepanitiaan dan pembagian tugas dengan adil
4)      Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya melalui rapat-rapat koordinasi pra kegiatan
5)      Membuatkan Surat Keputusan setiap kegiatan lengkap beserta uraian tugasnya masing-masing
6)      Menyiapkan anggaran dan melengkapi fasilitas serta kebutuhan yang diperlukan selama kegiatan berlangsung
b.    Pengorganisasian
Dalam melaksanakan proses perorganisasian ini, perancangan tanggung jawab dan kewenangan setiap jabatan individual, dan penetapan jabatan-jabatan tersebut dikelompokkan dalam bagian-bagian tertentu dilakukan secara terbuka dan diketahui secara umum. Bahkan dalam suatu ketika dilaksanakan pemilihan langsung Wakil Kepala Sekolah oleh para guru-guru, meski jabatan ini bisa langsung ditunjuk oleh kepala sekolah.
c.    Monitoring dan Evaluasi
Ada empat hal yang selalu dilakukan saat atau setelah selesai melaksanakan sebuah program, yaitu:
1)      Melaksanakan evaluasi, mencatat dan mengupayakan perubahan deprogram setelahnya
2)      Menekankan proses, bukan hasil
3)      Criteria terhadap suatu kegiatan jelas dan terukur
4)      Setiap program selalu diambil keputusan bersama
d.   Pengendalian/Kontroling
Usaha sistematik yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 1 Semarang, terutama oleh kepala sekolah kaitannya dengan fungsi kontroling pada setiap program adalah selalu menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan tertentu sehingga dapat terukur jelas. Mengambil tindakan koreksi jika ditemukan unsure yang dapat mengganggu atau mengurangi suksesnya program yang dilaksanakan. Upaya yang dilakukan dalam fungsi kontroling ini ini bagaimana supaya setiap program dilaksanakan secara efektif dan efisien.
e.    Employee Relations Sebagai Kegiatan Humas
Hubungan masyarakat internal atau hubungan kepegawaian secara fungsional maupun secara teknis dalam terjalin dengan baik. Semua kebutuhan tercukupi dan mampu mempengaruhi semua guru dan karyawannya untuk melaksanakan program yang telah direncanakan.
Secara internal, yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut:
a.       Selalu melakukan timbal balik (feedback) dalam setiap aktifitas atau program yang dilaksanakan
b.      Menjaga hubungan baik untuk menghindari kesalahpahaman atau hambatan dalam komunikasi antara kepala sekolah dengan guru/karyawan atau antar guru/karyawan.
c.       Selalu aktif menyampaikan info atau berita atau kebijakan yang baru terkait dengan regulasi yang ada yang berkaitan dengan kebijakan sekolah
d.      Aktif menjaga hubungan komunikasi internal melalui grup WA, baik internal sekolah maupun secara Kedinasan.
3.    Hubungan dengan Komite, Paguyuban dan Masyarakat
a.    Komite Sekolah
§  Mampu bekerjasama dengan baik dengan komite sekolah
§  Semua kebijakan sekolah yang berkaitan dengan peserta didik melalui sepengetahuan komite sekolah
§  Bersama dengan komite sekolah mencari dukungan pihak luar dalam mensukseskan program sekolah
§  Mencarikan solusi, terutama mengenai keuangan atau tentang pembiayaan ekstra
§  Komite sekolah bersama dengan orangtua peserta didik yang tergabung dalam ekstra, misal Marching Band, membiayai penuh semua pembiayaannya sampai meraih ajang Nasional. Begitu juga dengan ekstra-ekstra yang lain.
b.    Paguyuban Sekolah
§  Mendukung kegiatan sekolah dalam bentuk moril maupun financial, yang biasanya diserahkan kepada masing-masing paguyuban kelas
§  Menjadi pelaksana kegiatan sekolah
§  Menjadi fasilitator sekolah dengan peserta didik mengenai kegiatan yang non akademik
c.    Masyarakat
§  Bekerjasama dengan masyarakat sekitar dalam mewujudkan sekolah yang aman dan ramah anak
§  Melibatkan masyarakat dalam kegiatan keagamaan, kesehatan dan lain sebagainya
§  Menempatkan masyarakat masyarakat sebagai unsure terpenting dalam penilaian sekolah

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.    Pengertian manajemen humas adalah suatu rancangan rangkaian kegiatan untuk menciptakan hubungan harmonis antara lembaga formal dan masyarakat melalui oraganisasi yang berlangsung secara kesinambungan dan saling mendukung untuk tujuan dan kebutuhan bersama. Tujuannya adlah untuk menigkatkan kualitas belajar, pemahaman masyarakat, kualitas kehidupan dan antusiasme/semangat saling bantu membantu.
2.    Ruang lingkup humas sekolah mencakup, pertama, peranan Kepemimpinan Sekolah yang menjadi jembatan penghubung atau humas (public relation) adalah aktivitas yang menghubungkan antara organisasi dengan masyarakat (public) demi tercapaianya tujuan organisasi dan harapan masyarakat dengan produk yang dihasilkan. Kedua, tugas humas mencakup membina Hubungan Keluar (Publik Eksternal), missal  Press Relations, Government Relations, Community Relations,  Supplier Relations dan Customer Relations. Kemudian juga membina hubungan ke dalam (publik internal), meliputi : Employee Relations, Human Relations, Labour Relations dan Stockholder Relations, Industrial Relations.
3.    Fungsi-fungsi manajemen humas antara lain perencanaan, pengorganisasian, monitoring dan evaluasi, pengendalian/kontroling dan employee relations.
4.    Tujuan hubungan dengan masyarakat adalah pertama, untuk memperoleh bantuan dari orang tua murid/masyarakat, untuk memajukan program pendidikan dan untuk mengembangkan kebersamaan dan kerjasama yang erat.
5.    Implementasi Humas di SMP Negeri 1 Semarang mencakup kepemimpinan kepala sekolah, kemudian strategi melaksanakan fungsi-fungsi Humas serta menjaga hubungan baik dengan Komite sekolah, paguyuban dan masyarakat.

B.  Saran
Seiring perkembangan zaman seorang peneliti harus peka terhadap  Perubahan sosial yang terjadi sangat cepat, tanpa kita sadari tiba-tiba berada di zaman yang sudah berbeda. Kita harus mampu melakukan penelitian yang berkualitas sehingga dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan-permaslahan yang dihadapi saat ini. Penelitian sat ini sebagai pijakan untuk melaksanakan penelitian selanjutanya dengan topik berbeda.

C.  Penutup
Demikian makalah ini kami susun. Semoga para pembaca dapat memahami mengenai manajemen humas dengan baik. Permohonan maaf penulis atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.



DAFTAR PUSTAKA

Daryanto dan M. Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, Yogyakarta: Gava Media, 2013.
Hermino Agustinus, Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter: Konsep, Pendekatan dan Aplikasi, Bandung: Alvabeta, 2014.

Bambang Ismaya, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: PT. Refika Aditama, 2015.
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014.
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.



[1] Bambang  Ismaya, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2015), hlm. 1
[2] Daryanto dan M. Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Yogyakarta: Gava Media, 2913), hlm. 1
[3] Op Cit., hlm. 15
[4] Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), 2004, hlm. 154
[5] Ibid., hlm. 155
[6] Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hlm.202
[7] Op Cit., hlm. 155
[8] Ibid., hlm. 155
[9] Ibid., hlm. 156
[10] Ibid., hlm. 157
[11] Daryanto.. Ibid., hal.145
[12] Bambang Is.. Ibid., 159.
[13]  Bambang Is.. Ibid., 160.
[14] Abdul Rahmat, Manajemen Humas Sekolah (Yogjakarta : Media Akademi, 2016), hlm. 25
[15] Ibid., hlm. 27
[16] Ibid., hlm. 29
[17] Ibid., hlm. 30
[18] Ibid., hlm. 31
[19] Agustinus Hermino, Manajemen Kurikulum Berbasis ... hlm. 72
[20] Ibid., hlm. 73
[21] Abdul Rahmat, Manajemen Humas Sekolah., hlm. 66
[22] Ibid., hlm. 68
[23] Ibid., hlm. 69
[24] Ibid., hlm. 70
[25] Ibid., hlm. 72
[26] Abdul Rahmat, Manajemen Humas Sekolah., hlm. 120
[27] Ibid., hlm. 125
[28] Ibid., hlm. 126

Selamat Membaca

Tidak ada komentar:
Write comments