Minggu, 26 Mei 2019

METODE PENELITIAN KUANTITATIF


Oleh : Miftahudin
Guru SMP Negeri 1 Semarang
Mahasiswa Pascasarjana Unwahas Semarang


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif-statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode penelitian ini merupakan cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ini menuntut untuk dilaksanakan sebuah proses pengumpulan dan analisis untuk mendapatkan data yang valid. Oleh karena itu, dalam tahap awal sebuah penelitian harus ditetapkan desain penelitiannya. Desain yang dimaksud membutuhkan observasi, baik mengenai penelitian sebelumnya maupun karya-karya ilmiah lain yang berhubungan dengan latar belakang masalah yang dimaksud.
Proses penelitian menghendaki hasil yang valid  dengan melakukan kajian pada reliabelitif dan objektif. Reliabelitas berkenaan dengan derajat konsistensi data dalam interval waktu-waktu tertentu. Sehingga dalam hal ini, penelitian kuantitatif  adalah penelitian yang menggunakan angka-angka. Angka-angka tersebut digunakan sebagai representasi dari informasi yang didapatkan dalam penelitian. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian.
Data yang didapatkan selama penelitian disajikan dalam bentuk angka, statistik dan sebagainya yang kemudian dianalisa dan disimpulkan. Jadi penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bersifat deduktif, yakni dari khusus ke umum atau bersifat menggenaralisasi data-data yang didapatkan di lapangan kepada sebuah kesimpulan umum.

B.  Rumusan Masalah
Pada makalah ini, berdasarkan uraian masalah diatas dapat diperinci beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1.    Apakah pengertian metode penelitian kuantitatif?
2.    Bagaimanakah karakteristik penelitian kuantitatif?
3.    Bagaimanakah pendekatan penelitian kuantitatff?
4.    Bagaimanakah proses penelitian kuantitatif?


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Metode Penelitian Kuantitatif
1.    Pengertian
Metode Penelitian kuantitatif secara etimologi terdiri dari tiga kata, yaitu metode, penelitian dan kuantitatif. Metode berarti cara/prosedur ilmiah untuk tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan penelitian berarti usaha untuk mendapatkan data/informasi sebagaimana adanya, bukan seharusnya. Sementara kuantitatif berarti menurut banyak atau kuantitasnya. Sehingga menurut Sugiyono, secara epistemologi metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data menggunakan bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.[1]
Berdasarkan pengertian diatas, penelitian kuantitatif disebut dengan metode kuantitatif karena data penelitian terfokuskan pada angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik serta metode penelitiannya bersifat konfirmatif karena tujuannya adalah menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Demikian, fungsi hipotesis dalam penelitian kuantitatif amatlah penting. Hipotesis harus dibatasi dengan keadaaan populasi yang akan diuji sehingga angka-angka yang dihasilkan di lapangan terdapat relevansinya. Kebenarannya pun bukan hanya kebenaran teoritik, melainkan juga kebenaran empiris karena berdasarkan hasil penelitian yang ilmiah.[2]
Dalam pandangan yang lain, metode penelitian kuantitatif juga disebut dengan metode tradisional, positivistic, scientific, dan discovery.[3] Disebut tradisional karena penelitian kuantitatif sudah cukup lama dan menjadi tradisi dalam sebuah penelitian. Penelitian kuantitati disebut positivistic karena berlandaskan atas filsafat positivisme yang memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat dikalsifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian metode ini pun telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, diantaranya konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Oleh karenanya penelitian ini juga disebut penelitian scientific. Disebut penelitian discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi baru.

2.    Aksioma Penelitian Kuantitatif
Meminjam istilahnya Sugiyono, aksioma adalah pandangan dasar.[4] Bagaimana penelitian kuantitatif dilaksanakan tentu tidak lepas dari paradigma dasar yang mengikatnya. Pandangan peneliti terhadap objek penelitian harus terukur supaya dapat dicari hipotesisnya. Oleh karena itu, aksioma dalam penelitian kuantitatif meliputi ;
a.    Sifat Realitas
Berdasarkan filsafat positivisme, realitas pada penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuai yang konkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverifikasi. Dengan demikian, peneliti kuantitatif dapat menentukan hanya beberapa variabel saja dari objek yang diteliti. Misalnya, peneliti akan meneliti performance suatu mobil, peneliti kuantitatif dapat meneliti mesinnya saja, atau bodinya saja.
b.    Hubungan Peneliti dengan yang Diteliti
Peneliti kuantitatif harus independen  dan obyektif karena kebenaran itu diluar dirinya. Oleh karena itu, teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Dimana peneliti tidak tahu siapa dan bagaimana responden yang memberikan data.
c.    Hubungan Variabel
Hubungan variabel penelitian kuantitatif adalah hubungan kausal (sebab dan akibat) sehingga penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel independen dicari pengaruhnya terhadap variabel dependen. Misalnya, pengaruh iklan terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan semakin banyak nilai penjualan. Disini, iklan sebagai variabel independen (sebab) dan nilai penjualan sebagai variabel dependen (akibat).[5]
d.   Generalisasi
Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, bukan kedalamannya. Sehingga populasi yang digunakan sebaiknya yang luas, namun dengan variabel yang terbatas. Kemudian data yang diteliti adalah data sampel dari populasi tersebut dengan teknik propability sampling (random). Setelah itu dibuat kesimpulan sampel yang diberlakukan ke populasi di mana sampel tersebut diambil (generalisasi).
e.    Peranan Nilai
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti tidak bisa berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas nilai, maka peneliti harus mengambil jarak dengan sumber data, supaya yang diperoleh obyektif.[6]
3.    Cakupan Masalah Kuantitatif
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Akan tetapi sebagian peneliti mengalami kesulitan dalam menentukan pokok masalahnya. Padahal jika identifikasi masalahnya valid, Sugiyono menyatakan sebenarnya pekerjaan penelitian sudah selesai 50%.[7]
a.    Sumber Masalah
1)   Penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
Contoh :
§  Orang yang background pendidikanya non pendidik harus jadi guru
§  Orang yang biasanya menjadi pimpinan di bidang pemerintahan harus berubah di bidang bisnis
§  Orang yang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus ganti menggunakan komputer
2)   Penyimpangan antara rencana dengan realita
Contoh :
§  Program sertifikasi guru rencananya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, akan tetapi kenyataannya tidak sepenuhnya
§  Finger print yang rencananya untuk mendisiplinkan kehadiran guru, akan tetapi kenyataannya banyak yang dirubah
§  Sebuah sekolah merencanakan pembangunan gedung baru dan saat tahun ajaran baru sudah bisa ditempati, akan tetapi belum juga terlaksana
3)   Adanya pengaduan
Contoh :
§  Seorang guru menerima sebagian siswanya tentang sulitnya belajar Matematika dengan metode pembelajaran tradisional
§  Sebuah sekolah menerima aduan dari masyarakat dengan diberlakukannya sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru
4)   Adanya kompetisi
Contoh :
§  Dua kelas dengan metode pembelajaran yang berbeda dengan materi yang sama akan membuat kompetisi yang baik dalam menentukan hasil belajar
b.    Rumusan Masalah
1)   Deskriptif (variabel mandiri)
Contoh :
§  Seberapa baik kinerja seorang kepala sekolah?
§  Bagaimana sikap masyarakat terhadap sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik?
§  Seberapa tinggi efektivitas metode pembelajaran?
§  Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan sebuah sekolah di bidang ekstra?
2)   Komparatif (perbandingan 2 variabel atau lebih)
Contoh :
§  Adakah perbedaan produktivitas kinerja antara guru Sertifikasi dengan non sertifikasi?
§  Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara PNS dengan Non ASN pada sebuah sekolah?
§  Adakah perbedaan antara satu metode pembelajaran dengan metode yang lainnya dalam materi yang sama?
3)   Assosiatif (menanyakan hubungan 2 variabel atau lebih)
Dalam rumusan masalah assosiatif ini terdapat 3 hubungan, yaitu :
a)    Hubungan simetris (2 variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama)
Contoh judul :
§  Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi kerja di bidang pemasaran.
b)   Hubungan kausal (hubungan sebab akibat)
Contoh judul :
§  Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di Sekolah A.
c)    Hubungan interaktif/timbal balik (saling mempengaruhi)
Contoh :
§  Hubungan antara motivasi dan prestasi. Motivasi mempengaruhi prestasi dan prestasi pun mempengaruhi motivasi.
Semua sumber masalah di atas dalam penelitian kuantitatif harus dibuktikan dengan data yang jelas dan terukur. Kemudian dilakukan pengamatan awal dari penelitian sebelumnya atau data relevan yang lain. Setelah ditentukan datanya, harus ditentukan juga jumlah variabel yang dibutuhkan. Jika variabelnya ada 4, maka data masalah yang dikemukakan harus minimal 4. Dan dalam penelitian ini, tanpa adanya data, maka penelitian tidak akan bisa dipercaya.[8]
Dari rumusan masalah dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kuantitatif ciri-ciri judulnya sebagai berikut :
§  Hubungan
§  Kontribusi
§  Pengaruh
§  Perbedaan
§  Persepsi

B.  Karakteristik Metode Kuantitatif
1.    Desain
Dalam penelitian kuantitatif, desain yang digunakan bersifat spesifik, jelas dan terperinci. Ditentukan secara mantap sejak awal dan menjadi pegangan langkah demi langkah.
2.    Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk menunjukkan hubungan antar variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Variabel yang telah ditetapkan untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam.
3.    Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian kuantitatif adalah kuesioner dan obeservasi dan wawancara terstruktur. Proses pengumpulan data penelitian kuantitatif harus terprogram dan terencana. Hal-hal yang harus disiapkan oleh peneliti dalam tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a.    Membuat schedule penelitian
Schedule penelitian berisi hal-hal yang harus dikerjakan, kapan waktunya dan deadline selesai dan lain-lain.
b.    Persiapan admisintrasi
Persiapan administrasi yang dimaksud seperti meliputi persiapan surat-menyurat, pengurusan ijin penelitian, persiapan pertemuan-pertemuan, persiapan alat-alat penelitian, dan lain-lain.

c.    Organisasi tim penelitian
Organisasi ini untuk penelitian kolektif, untuk penelitian individual tidak memerlukan pengorganisasian seperti ini.
d.   Penyusunan anggaran penelitian
Bagi penelitian individual penyusunan anggaran tidak mutlak diperlukan karena semua pengeluaran langsung dikoordinasi sendiri dengan biaya sendiri. Tapi bagi penelitian kolektif yang membutuhkan donor dari pihak lain maka perlu membuat rencana anggaran dana.
e.    Uji coba dan revisi instrument penelitian
Adapun instrument penelitian yang membutuhkan uji coba adalah jenis angket. Sedangkan jenis wawancara, observasi, interview, dokumentasi dan lainnya tidak harus diuji cobakan. Karena instrument ini selalu bersama peneliti.
f.     Field workers dan tenaga asisten
Tenaga bantu ini diperlukan biasanya dalam penelitian kuantitatif yang dilakukan pada populasi yang sangat luas. Sehingga peneliti membutuhkan bantuan orang lain.
g.    Mengambil data dilapangan
Apabila seluruh persiapan penelitian diatas sudah selesai maka pengumpulan data bisa dimulai. Beberapa ahli mengatakan bahwa jika suatu penelitian sudah sampai pada pengumpulan data maka penelitian tersebut 80% sudah selesai.
4.    Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pun sudah ditentukan, diantaranya test, angket, wawancara terstruktur dan instrumen yang telah terstandar. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas. Instrumen penelitian dalam kegiatan penelitian ibarat sebuah jala atau jaring yang digunakan untuk menangkap data yang valid. Pada peran inilah yang menjadikan instrumen penelitian memiliki posisi amat penting dalam penelitian. Instrumen penelitian dibedakan menjadi:
a.    Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan responden. Ada beberapa model wawancara yang bisa dilakukan oleh peneliti. Pertama, wawancara terstruktur. Kedua wawancara tidak terstruktur.
b.    Angket (quisioner)
Angket atau quisioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya untuk dijawab oleh responden. Jenis quisioner bisa dibedakan menjadi dua. Pertama, Quisioner yang diberikan secara pribadi.. Kedua, Quisioner surat.
c.    Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, dan data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Ada dua bentuk observasi, yaitu:
1)  Observasi Berstruktur
2)  Observasi Tidak Berstruktur
d.   Dokumentasi
Dokumentasi adalah data sekunder yang tersimpan dalam bentuk dokumen atau file. Dokumen ini bisa berupa buku, laporan, notulen, disc, majalah, surat kabar, foto, dan lain sebagainya.
e.    Tes
Tes sebagai pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan dan latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Ada beberapa macam tes instrumen pengumpulan data,diantaranya: tes kepribadian, tes bakat, tes prestasi, tes sikap, tes intelegensi.
Data-data yang diperoleh dari instrumen inilah yang kemudian akan dianalisis untuk menguji kesimpulan awal (hipotesa) yang telah ditentukan peneliti. Dari penjabaran ini nampak bahwa instrument penelitian memiliki peran yang penting dalam proses pengumpulan data.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas.
1)   Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument. Untuk memperoleh instrument yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya
2)   Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument menunjukkan hasil pengukuran suatu instrument bebas dari kesalahan pengukuran.

5.    Jenis Data
Jenis data penelitian ini adalah data kuantitatif. Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan isntrumen.

6.    Sampel
Sampel yang digunakan sifatnya besar, representatif, sedapat mungkin random dan ditentukan sejak awal.
7.    Analisis
Setelah pengumpulan data, analisis yang digunkan dalam penelitian kuantitatif adalah analisis statistik untuk menguji sejauh mana kebenaran hipotesis. Oleh karena itu, analisis penelitian kuantitatif bersifat deduktif. Setelah analisis data selesai dan informasi telah diperoleh maka langkah selanjutnya adalah interpretasi hasil-hasilnya guna mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian tersebut. Interpretasi bisa sempit dalam artian peneliti hanya melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam penelitiannya. Bisa juga luas dalam arti peneliti membandingkan hasil analisisnya dengan kesimpulan peneliti lain.
Interpretasi pada dasarnya adalah, suatu penafsiran atas hasil dari suatu perhitungan atau analisis data agar data berupa angka-angka itu dapat dilihat maknanya secara verba. Adapun dalam penelitian kuantitatif menggunakan hipotesis maka interpretasikan yang diberikan sesuai dengan hasil uji hipotesisnya. Apabila Ho ditolak maka Ha diterima ataupun sebaliknya. Kemudian hasil itu diterjemahkan kedalam bahasa kualitatif

C.  Jenis Pendekatan Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap fenomena dan bagian-bagian serta hubungan-hubungannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif secara garis besar terdapat pendekatan-pendekatan berikut ini :
1.      Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya memberi gambaran atau uraian tentang fenommena ataupun gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan variabel mandiri, baik satu variabel ataupun lebih menurut indikator-indikator dari variabel yang  diteliti tanpa menghubungkan atau membandingkan variabel yang diteliti untuk klasifikasi atau eksplorasi dengan mendeskripsikan sekelompok variabel yang berkaitan dengan variabel yang sedang diteliti.
Ada 2 cara untuk menyajikan laporan penelitian deskriptif yaitu menggunakan ukuran kuantitatif misalkan bentuk peersentase atau mean, atau deskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikan suatu dari angka-angaka ataupun dikaitkan dengan teori-teori yang relevan dengan variabel yang sedang diteliti.

Analisa deskriptif dipakai dalam membantu peneliti mendeskripsikan ciri-ciri variabel yang diteliti atau merangkum pengamatan penelitian yang sudah dilaksanakan tanpa membuatkan kesimpulan yang berlaku ssecara umum dari data yang didapatkan dari sampel dan populasi. Statistik deskriptif berhubungan dengan kegiatan mencatat, menyusun, menyajikan, mmeringkas dengan menggambarkan atau mendeskripsikan data-data yang didapatkan di lapangan. Terdapat beberapa teknik statistik deskriptif yang sering dipakai dalam mendeskripsikan data yaitu: uji mean, median dan modus.
2.      Penelitian Komparatif
Penelitian Komparatif adalah membandingkan antara satu variabel atau lebih dengan sampel. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengkajian dari beberapa fenomena sosial. Sebagai contoh: Apa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dengan perempuan lainnya.
3.      Penelitian Korelasi
Penelitian Korelasi adalah penelitian sebab akibat yang tujuannya untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terkait. Penelitian korelasi dibangun menggunakan teori yang telah matang, yang fungsinya untuk mengetahui, mengontorol dan meramalkan sebuah fenomena. Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk analisa data pada penelitian ini yaitu korelasi phi, Korelasi produc moment, korelasi rh, kooefisien kontingensi, regresi atau chi kuadrat.
4.      Penelitian Eksperimen
Penelitian Eksperien adalah sebuah penelitian yang menuntut peneliti mengendalikan dan memanipulasi satu atau lebih variabel bebas dan mengamati variabel-variabel yang terkait, untuk mengetahui perbedaan sesuai variabel bebas tersebut. Penelitian Eksperimen bisa diartikan sebagai suatu penelitian yang ingin mengetahui sebab akibat dari treatment/ perilaku kepada kelompok eksperimen.
Misalkan suatu penelitian ingin mengetahui pengaruh Kurikulum 2013 terhadap prestasi siswa kelas VIII. Lalu kelas dikelompokan menjadi 2 lokal yaitu kelas VIII A dan IX A, kemudian dilaksanakan tes awal pada keduanya, untuk memperoleh nilai. Sesudah itu kelas VIII A diberlakukan sistem Kurikulum 2013, dan kelas VIII A diberlakukan sistem KTSP, sesudah itu hasilnya dievaluasi.
5.      Penelitian Expos Facto
Penelitian Expos Facto adalah penelitian yang dilaksanakan untuk meneliti sebuah peristiwa yang terjadi kemudian mengaati latar belakang faktor yang menjadi penyebab terjadinya kejadian tersebut. Misalkan: Penelitian mengenai sebab-sebab terjadinya perselisihan antar siswa
6.      Penelitian Survei
Penelitian survei adalah penelitian yang dilaksanakan dengan mengamati secara langsung pada suatu gejala dengan menggunakan system sampling. Yang menjadi ciri khas penelitian ini yaitu data yang dikumpulkan dengan angket yang akan diberikan untuk responden. Contohnya: penelitian mengenai “Persepsi Masyarakat Kec. Gunungpati mengenai pendidikan sosial di Sekolah Menengah”.

D.  Proses Penelitian Kuantitatif
Sebuah penelitian tentunya mempunyai urutan langkah yang harus ditempuh. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tersebut merupakan suatu kegiatan ilmiah. Sehingga penelitian ini dapat menghasilkan penemuan yang berarti dan sah (valid) yang ditopang oleh fakta dan bukti-bukti empiris.[9] Oleh karena itu, penelitian dilakukan merupakan sebagai wujud upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis. Dalam bahasa yang lain, model penelitian ini dikatakan sebagai metode penlitian yang sifatnya linier.
Pada prinsipnya penelitian kuantitatif adalah untuk menjawab masalah. Masalah adalah penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Dari hal tersebut maka kita dapat melakukan beberapa langkah penelitian untuk menjawab masalah tersebut, antara lain :
Proses penelitian kuantitatif menurut Sugiyono adalah sebagai berikut :
1.      Preliminary study (studi pendahuluan dari obyek yang diteliti).
Dalam menentukan masalah setidaknya langsung melalui fakta-fakta empiris di lapangan supaya masalah dapat dibaca dengan baik. Langkah awal menentukan masalah inilah yang disebut dengan Preliminary study. Pada bagian ini, masalah harus dapat dipotret dengan jelas melalui variable-variabel yang terukur. Juga dalam tahap ini, merenungkan, berpikir, membaca, membuat konsep, revisi konsep, teoritisasi, bertukar pendapat, konsul dengan pembimbing, dan penelusuran pustaka. Mengeksploitasi, perumusan, dan penentuan masalah yang akan diteliti.
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti dan kemudian peneliti mendefinisikan serta menformulasikan masalah penelitian tersebut dengan jelas sehingga mudah di mengerti.
2.      Desain penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara, maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah. Tujuannya adalah untuk membuat hipotesis (jawaban sementara) terhadap rumusan masalah penelitian. Jika memang rumusan masalah sudah didukung data yang relevan dan sudah dibuat hipotesis, maka selanjutnya adalah menguji hipotesis tersebut.
3.      Fase empirik
Pengumpulan data, penyiapan data untuk analisis atau mengumpulkan data penelitian dari lapangan.
4.      Fase analitik
Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian. Data yang dikumpulkan dari lapangan diolah dan dianalisis untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan, yang diantaranya kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis penelitian.
5.      Fase Diseminasi
Pada tahap akhir, agar hasil penelitian dapat dibaca, dimengerti dan diketahui oleh masyarakat luas, maka hasil penelitian tersebut disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data menggunakan bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
2.    penelitian kuantitatif disebut dengan metode kuantitatif, metode tradisional, positivistic, scientific, dan discovery.
3.    Aksioma Penelitian Kuantitatif realitas pada penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuai yang konkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverifikasi, Peneliti kuantitatif harus independen  dan obyektif,  Hubungan variabel penelitian kuantitatif adalah hubungan kausal (sebab dan akibat), Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, bukan kedalamannya, data yang diteliti adalah data sampel dari populasi tersebut dengan teknik propability sampling (random) dan peneliti tidak bisa berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data.
4.    Cakupan Masalah Kuantitatif diantaranya Penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, Penyimpangan antara rencana dengan realita, Adanya pengaduan dan adanya kompetisi.
5.    Rumusan masalah terdiri dari jenis Deskriptif (variabel mandiri), Komparatif (perbandingan 2 variabel atau lebih) dan Assosiatif (menanyakan hubungan 2 variabel atau lebih)

B.  Saran
Seiring perkembangan zaman seorang peneliti harus peka terhadap  Perubahan sosial yang terjadi sangat cepat, tanpa kita sadari tiba-tiba berada di zaman yang sudah berbeda. Kita harus mampu melakukan penelitian yang berkualitas sehingga dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan-permaslahan yang dihadapi saat ini. Penelitian sat ini sebagai pijakan untuk melaksanakan penelitian selanjutanya dengan topik berbeda.

C.  Penutup
Demikian makalah ini kami susun. Semoga para pembaca dapat tentang dasar-dasar penelitian kuantitatif dengan baik. Permohonan maaf penulis atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.












DAFTAR PUSTAKA

Lexy J. Moleoung, Prof. Dr., Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 2016
Sugiyono, Prof. Dr., Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D, Bandung: CV Alfabeta, 2008
Sumarna Surapranata, Dr., Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2004
John W. Creswell, Research Design Pendekatan metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran, Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2016
H. M. Djunaidi Ghony, Prof, Dr., dan Fauzan Almanshur, S.T., M.S1, Metodologi Pendidikan Pendekatatan Kuantitatif, Malang :UIN Malang Press, 2009
Mahmud Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: CV Angkasa, 2013



[1] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2008) hlm. 8
[2] M. Djunaidy Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Pendidikan (Malang : UIN-Malang Press,  2009) hlm. 83
[3] Sugiyono, Op Cit, hlm. 7
[4] Sugiyono, Op Cit, hlm. 10
[5] Sugiyono, Op Cit, hlm. 11
[6] Sugiyono, Op Cit, hlm. 13
[7] Sugiyono, Op Cit, hlm. 32
[8] Sugiyono, Op Cit, hlm. 34
[9] Mahmud Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi (Bandung: CV Angkasa, 2013) hlm. 1

Selamat Membaca