Oleh : Miftahudin
Guru SMP Negeri 1 Semarang
Mahasiswa Pascasarjana Unwahas Semarang
Mahasiswa Pascasarjana Unwahas Semarang
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif-statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode penelitian ini merupakan cara
ilmiah yang dilakukan untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ini menuntut untuk dilaksanakan sebuah
proses pengumpulan dan analisis untuk mendapatkan data yang valid. Oleh karena
itu, dalam tahap awal sebuah penelitian harus ditetapkan desain penelitiannya.
Desain yang dimaksud membutuhkan observasi, baik mengenai penelitian sebelumnya
maupun karya-karya ilmiah lain yang berhubungan dengan latar belakang masalah
yang dimaksud.
Proses penelitian menghendaki hasil yang
valid dengan melakukan kajian pada
reliabelitif dan objektif. Reliabelitas berkenaan dengan derajat konsistensi
data dalam interval waktu-waktu tertentu. Sehingga dalam hal ini, penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka-angka. Angka-angka tersebut
digunakan sebagai representasi dari informasi yang didapatkan dalam penelitian. Rancangan
pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan
serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrumen,
pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian.
Data yang didapatkan selama penelitian disajikan dalam bentuk angka,
statistik dan sebagainya yang kemudian dianalisa dan disimpulkan. Jadi
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bersifat deduktif, yakni dari
khusus ke umum atau bersifat menggenaralisasi data-data yang didapatkan di
lapangan kepada sebuah kesimpulan umum.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini, berdasarkan uraian masalah diatas dapat diperinci
beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1.
Apakah
pengertian metode penelitian kuantitatif?
2.
Bagaimanakah
karakteristik penelitian kuantitatif?
3.
Bagaimanakah
pendekatan penelitian kuantitatff?
4.
Bagaimanakah
proses penelitian kuantitatif?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metode Penelitian Kuantitatif
1.
Pengertian
Metode Penelitian kuantitatif secara etimologi terdiri dari tiga
kata, yaitu metode, penelitian dan kuantitatif. Metode berarti
cara/prosedur ilmiah untuk tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan penelitian
berarti usaha untuk mendapatkan data/informasi sebagaimana adanya, bukan
seharusnya. Sementara kuantitatif berarti menurut banyak atau kuantitasnya.
Sehingga menurut Sugiyono, secara epistemologi metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
menggunakan bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.[1]
Berdasarkan pengertian diatas, penelitian kuantitatif disebut
dengan metode kuantitatif karena data penelitian terfokuskan pada angka-angka
dan analisisnya menggunakan statistik serta metode penelitiannya bersifat
konfirmatif karena tujuannya adalah menguji hipotesis yang telah ditetapkan
sebelumnya. Demikian, fungsi hipotesis dalam penelitian kuantitatif amatlah
penting. Hipotesis harus dibatasi dengan keadaaan populasi yang akan diuji
sehingga angka-angka yang dihasilkan di lapangan terdapat relevansinya. Kebenarannya
pun bukan hanya kebenaran teoritik, melainkan juga kebenaran empiris
karena berdasarkan hasil penelitian yang ilmiah.[2]
Dalam pandangan yang lain, metode penelitian kuantitatif juga disebut
dengan metode tradisional, positivistic, scientific, dan discovery.[3]
Disebut tradisional karena penelitian kuantitatif sudah cukup lama dan menjadi
tradisi dalam sebuah penelitian. Penelitian kuantitati disebut positivistic
karena berlandaskan atas filsafat positivisme yang memandang
realitas/gejala/fenomena itu dapat dikalsifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati,
terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian metode ini pun
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, diantaranya konkrit/empiris, obyektif,
terukur, rasional, dan sistematis. Oleh karenanya penelitian ini juga disebut
penelitian scientific. Disebut penelitian discovery karena dengan
metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan
teknologi baru.
2.
Aksioma
Penelitian Kuantitatif
Meminjam istilahnya Sugiyono, aksioma adalah pandangan dasar.[4] Bagaimana
penelitian kuantitatif dilaksanakan tentu tidak lepas dari paradigma dasar yang
mengikatnya. Pandangan peneliti terhadap objek penelitian harus terukur supaya
dapat dicari hipotesisnya. Oleh karena itu, aksioma dalam penelitian
kuantitatif meliputi ;
a.
Sifat
Realitas
Berdasarkan filsafat positivisme, realitas pada penelitian
kuantitatif dipandang sebagai sesuai yang konkrit, dapat diamati dengan panca
indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak
berubah, dapat diukur dan diverifikasi. Dengan demikian, peneliti kuantitatif
dapat menentukan hanya beberapa variabel saja dari objek yang diteliti.
Misalnya, peneliti akan meneliti performance suatu mobil, peneliti kuantitatif
dapat meneliti mesinnya saja, atau bodinya saja.
b.
Hubungan
Peneliti dengan yang Diteliti
Peneliti kuantitatif harus independen dan obyektif karena kebenaran itu diluar
dirinya. Oleh karena itu, teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner.
Dimana peneliti tidak tahu siapa dan bagaimana responden yang memberikan data.
c.
Hubungan
Variabel
Hubungan variabel penelitian kuantitatif adalah hubungan kausal
(sebab dan akibat) sehingga penelitiannya ada variabel independen dan dependen.
Dari variabel independen dicari pengaruhnya terhadap variabel dependen.
Misalnya, pengaruh iklan terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan
yang ditayangkan maka akan semakin banyak nilai penjualan. Disini, iklan
sebagai variabel independen (sebab) dan nilai penjualan sebagai variabel
dependen (akibat).[5]
d.
Generalisasi
Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi,
bukan kedalamannya. Sehingga populasi yang digunakan sebaiknya yang luas, namun
dengan variabel yang terbatas. Kemudian data yang diteliti adalah data sampel
dari populasi tersebut dengan teknik propability sampling (random).
Setelah itu dibuat kesimpulan sampel yang diberlakukan ke populasi di mana
sampel tersebut diambil (generalisasi).
e.
Peranan
Nilai
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti tidak bisa berinteraksi
dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti
dan sumber data. Karena ingin bebas nilai, maka peneliti harus mengambil jarak
dengan sumber data, supaya yang diperoleh obyektif.[6]
3.
Cakupan
Masalah Kuantitatif
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah.
Akan tetapi sebagian peneliti mengalami kesulitan dalam menentukan pokok
masalahnya. Padahal jika identifikasi masalahnya valid, Sugiyono menyatakan
sebenarnya pekerjaan penelitian sudah selesai 50%.[7]
a.
Sumber
Masalah
1)
Penyimpangan
antara pengalaman dengan kenyataan
Contoh :
§ Orang yang background pendidikanya non pendidik harus jadi
guru
§ Orang yang biasanya menjadi pimpinan di bidang pemerintahan harus
berubah di bidang bisnis
§ Orang yang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus
ganti menggunakan komputer
2)
Penyimpangan
antara rencana dengan realita
Contoh :
§ Program sertifikasi guru rencananya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, akan tetapi kenyataannya tidak sepenuhnya
§ Finger print yang rencananya untuk mendisiplinkan kehadiran guru, akan tetapi
kenyataannya banyak yang dirubah
§ Sebuah sekolah merencanakan pembangunan gedung baru dan saat tahun
ajaran baru sudah bisa ditempati, akan tetapi belum juga terlaksana
3)
Adanya
pengaduan
Contoh :
§ Seorang guru menerima sebagian siswanya tentang sulitnya belajar
Matematika dengan metode pembelajaran tradisional
§ Sebuah sekolah menerima aduan dari masyarakat dengan
diberlakukannya sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru
4)
Adanya
kompetisi
Contoh :
§ Dua kelas dengan metode pembelajaran yang berbeda dengan materi
yang sama akan membuat kompetisi yang baik dalam menentukan hasil belajar
b.
Rumusan
Masalah
1)
Deskriptif
(variabel mandiri)
Contoh :
§ Seberapa baik kinerja seorang kepala sekolah?
§ Bagaimana sikap masyarakat terhadap sistem zonasi dalam penerimaan
peserta didik?
§ Seberapa tinggi efektivitas metode pembelajaran?
§ Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap
pelayanan sebuah sekolah di bidang ekstra?
2)
Komparatif
(perbandingan 2 variabel atau lebih)
Contoh :
§ Adakah perbedaan produktivitas kinerja antara guru Sertifikasi
dengan non sertifikasi?
§ Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara PNS dengan Non
ASN pada sebuah sekolah?
§ Adakah perbedaan antara satu metode pembelajaran dengan metode yang
lainnya dalam materi yang sama?
3)
Assosiatif
(menanyakan hubungan 2 variabel atau lebih)
Dalam rumusan masalah assosiatif ini terdapat 3 hubungan, yaitu :
a)
Hubungan
simetris (2 variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama)
Contoh
judul :
§ Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi kerja di bidang
pemasaran.
b)
Hubungan
kausal (hubungan sebab akibat)
Contoh
judul :
§ Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi
kerja di Sekolah A.
c)
Hubungan
interaktif/timbal balik (saling mempengaruhi)
Contoh
:
§ Hubungan antara motivasi dan prestasi. Motivasi mempengaruhi
prestasi dan prestasi pun mempengaruhi motivasi.
Semua sumber masalah di atas dalam penelitian kuantitatif harus
dibuktikan dengan data yang jelas dan terukur. Kemudian dilakukan pengamatan
awal dari penelitian sebelumnya atau data relevan yang lain. Setelah ditentukan
datanya, harus ditentukan juga jumlah variabel yang dibutuhkan. Jika
variabelnya ada 4, maka data masalah yang dikemukakan harus minimal 4. Dan
dalam penelitian ini, tanpa adanya data, maka penelitian tidak akan bisa
dipercaya.[8]
Dari rumusan masalah dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian
kuantitatif ciri-ciri judulnya sebagai berikut :
§ Hubungan
§ Kontribusi
§ Pengaruh
§ Perbedaan
§ Persepsi
B.
Karakteristik Metode Kuantitatif
1.
Desain
Dalam
penelitian kuantitatif, desain yang digunakan bersifat spesifik, jelas dan
terperinci. Ditentukan secara mantap sejak awal dan menjadi pegangan langkah
demi langkah.
2.
Tujuan
Tujuan
metode ini adalah untuk menunjukkan hubungan antar variabel, menguji teori dan
mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Variabel yang telah
ditetapkan untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian kuantitatif adalah kuesioner dan
obeservasi dan wawancara terstruktur. Proses pengumpulan data penelitian
kuantitatif harus terprogram dan terencana. Hal-hal yang harus disiapkan oleh
peneliti dalam tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Membuat schedule penelitian
Schedule
penelitian berisi hal-hal yang harus dikerjakan, kapan waktunya dan deadline
selesai dan lain-lain.
b. Persiapan admisintrasi
Persiapan
administrasi yang dimaksud seperti meliputi persiapan surat-menyurat,
pengurusan ijin penelitian, persiapan pertemuan-pertemuan, persiapan alat-alat
penelitian, dan lain-lain.
c. Organisasi tim penelitian
Organisasi
ini untuk penelitian kolektif, untuk penelitian individual tidak memerlukan
pengorganisasian seperti ini.
d. Penyusunan anggaran penelitian
Bagi
penelitian individual penyusunan anggaran tidak mutlak diperlukan karena semua
pengeluaran langsung dikoordinasi sendiri dengan biaya sendiri. Tapi bagi
penelitian kolektif yang membutuhkan donor dari pihak lain maka perlu membuat
rencana anggaran dana.
e. Uji coba dan revisi instrument penelitian
Adapun
instrument penelitian yang membutuhkan uji coba adalah jenis angket. Sedangkan
jenis wawancara, observasi, interview, dokumentasi dan lainnya tidak harus
diuji cobakan. Karena instrument ini selalu bersama peneliti.
f. Field workers dan tenaga asisten
Tenaga
bantu ini diperlukan biasanya dalam penelitian kuantitatif yang dilakukan pada
populasi yang sangat luas. Sehingga peneliti membutuhkan bantuan orang lain.
g. Mengambil data dilapangan
Apabila
seluruh persiapan penelitian diatas sudah selesai maka pengumpulan data bisa
dimulai. Beberapa ahli mengatakan bahwa jika suatu penelitian sudah sampai pada
pengumpulan data maka penelitian tersebut 80% sudah selesai.
4.
Instrumen
Penelitian
Instrumen
yang digunakan pun sudah ditentukan, diantaranya test, angket, wawancara
terstruktur dan instrumen yang telah terstandar. Instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas. Instrumen penelitian
dalam kegiatan penelitian ibarat sebuah jala atau jaring yang digunakan untuk
menangkap data yang valid. Pada
peran inilah yang menjadikan instrumen penelitian memiliki posisi amat penting
dalam penelitian. Instrumen penelitian dibedakan menjadi:
a. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan
oleh peneliti dengan responden. Ada beberapa model wawancara yang bisa
dilakukan oleh peneliti. Pertama, wawancara terstruktur. Kedua wawancara tidak terstruktur.
b. Angket (quisioner)
Angket atau quisioner adalah daftar
pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya untuk dijawab oleh
responden. Jenis quisioner bisa dibedakan menjadi dua. Pertama, Quisioner yang
diberikan secara pribadi.. Kedua, Quisioner surat.
c. Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, dan data
penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Ada dua bentuk observasi,
yaitu:
1) Observasi
Berstruktur
2) Observasi
Tidak Berstruktur
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data sekunder yang
tersimpan dalam bentuk dokumen atau file. Dokumen ini bisa berupa buku,
laporan, notulen, disc, majalah, surat kabar, foto, dan lain sebagainya.
e. Tes
Tes sebagai pengumpul data adalah
serangkaian pertanyaan dan latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Ada beberapa macam tes instrumen pengumpulan data,diantaranya: tes
kepribadian, tes bakat, tes prestasi, tes sikap, tes intelegensi.
Data-data yang diperoleh dari instrumen
inilah yang kemudian akan dianalisis untuk menguji kesimpulan awal (hipotesa)
yang telah ditentukan peneliti. Dari penjabaran ini nampak bahwa instrument
penelitian memiliki peran yang penting dalam proses pengumpulan data.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas.
1) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument. Untuk
memperoleh instrument yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal
penyusunannya
2) Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument menunjukkan
hasil pengukuran suatu instrument bebas dari kesalahan pengukuran.
5.
Jenis
Data
Jenis
data penelitian ini adalah data kuantitatif. Hasil pengukuran variabel yang
dioperasionalkan dengan menggunakan isntrumen.
6.
Sampel
Sampel
yang digunakan sifatnya besar, representatif, sedapat mungkin random dan
ditentukan sejak awal.
7.
Analisis
Setelah
pengumpulan data, analisis yang digunkan dalam penelitian kuantitatif adalah
analisis statistik untuk menguji sejauh mana kebenaran hipotesis. Oleh karena
itu, analisis penelitian kuantitatif bersifat deduktif. Setelah analisis data
selesai dan informasi telah diperoleh maka langkah selanjutnya adalah
interpretasi hasil-hasilnya guna mencari makna dan implikasi yang lebih luas
dari hasil penelitian tersebut. Interpretasi bisa sempit dalam artian peneliti
hanya melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam
penelitiannya. Bisa juga luas dalam arti peneliti membandingkan hasil
analisisnya dengan kesimpulan peneliti lain.
Interpretasi
pada dasarnya adalah, suatu penafsiran atas hasil dari suatu perhitungan atau
analisis data agar data berupa angka-angka itu dapat dilihat maknanya secara
verba. Adapun dalam penelitian kuantitatif menggunakan hipotesis maka
interpretasikan yang diberikan sesuai dengan hasil uji hipotesisnya. Apabila Ho
ditolak maka Ha diterima ataupun sebaliknya. Kemudian hasil itu diterjemahkan
kedalam bahasa kualitatif
C.
Jenis Pendekatan Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap fenomena dan bagian-bagian serta hubungan-hubungannya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif secara garis besar
terdapat pendekatan-pendekatan berikut ini :
1.
Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya memberi
gambaran atau uraian tentang fenommena ataupun gejala sosial yang diteliti
dengan mendeskripsikan variabel mandiri, baik satu variabel ataupun lebih
menurut indikator-indikator dari variabel yang
diteliti tanpa menghubungkan atau membandingkan variabel yang diteliti
untuk klasifikasi atau eksplorasi dengan mendeskripsikan sekelompok variabel
yang berkaitan dengan variabel yang sedang diteliti.
Ada 2 cara untuk menyajikan laporan penelitian deskriptif yaitu
menggunakan ukuran kuantitatif misalkan bentuk peersentase atau mean, atau
deskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikan suatu dari angka-angaka
ataupun dikaitkan dengan teori-teori yang relevan dengan variabel yang sedang
diteliti.
Analisa deskriptif dipakai dalam membantu peneliti mendeskripsikan
ciri-ciri variabel yang diteliti atau merangkum pengamatan penelitian yang
sudah dilaksanakan tanpa membuatkan kesimpulan yang berlaku ssecara umum dari
data yang didapatkan dari sampel dan populasi. Statistik deskriptif berhubungan
dengan kegiatan mencatat, menyusun, menyajikan, mmeringkas dengan menggambarkan
atau mendeskripsikan data-data yang didapatkan di lapangan. Terdapat beberapa
teknik statistik deskriptif yang sering dipakai dalam mendeskripsikan data
yaitu: uji mean, median dan modus.
2.
Penelitian
Komparatif
Penelitian Komparatif adalah membandingkan antara satu variabel
atau lebih dengan sampel. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan
pengkajian dari beberapa fenomena sosial. Sebagai contoh: Apa ada perbedaan
prestasi belajar antara siswa laki-laki dengan perempuan lainnya.
3.
Penelitian
Korelasi
Penelitian Korelasi adalah penelitian sebab akibat yang tujuannya
untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terkait. Penelitian
korelasi dibangun menggunakan teori yang telah matang, yang fungsinya untuk
mengetahui, mengontorol dan meramalkan sebuah fenomena. Terdapat beberapa
teknik yang digunakan untuk analisa data pada penelitian ini yaitu korelasi
phi, Korelasi produc moment, korelasi rh, kooefisien kontingensi, regresi atau
chi kuadrat.
4.
Penelitian
Eksperimen
Penelitian Eksperien adalah sebuah penelitian yang menuntut peneliti
mengendalikan dan memanipulasi satu atau lebih variabel bebas dan mengamati
variabel-variabel yang terkait, untuk mengetahui perbedaan sesuai variabel
bebas tersebut. Penelitian Eksperimen bisa diartikan sebagai suatu penelitian
yang ingin mengetahui sebab akibat dari treatment/ perilaku kepada kelompok
eksperimen.
Misalkan suatu penelitian ingin mengetahui pengaruh Kurikulum 2013
terhadap prestasi siswa kelas VIII. Lalu kelas dikelompokan menjadi 2 lokal
yaitu kelas VIII A dan IX A, kemudian dilaksanakan tes awal pada keduanya,
untuk memperoleh nilai. Sesudah itu kelas VIII A diberlakukan sistem Kurikulum
2013, dan kelas VIII A diberlakukan sistem KTSP, sesudah itu hasilnya
dievaluasi.
5.
Penelitian
Expos Facto
Penelitian Expos Facto adalah penelitian yang dilaksanakan untuk
meneliti sebuah peristiwa yang terjadi kemudian mengaati latar belakang faktor
yang menjadi penyebab terjadinya kejadian tersebut. Misalkan: Penelitian
mengenai sebab-sebab terjadinya perselisihan antar siswa
6.
Penelitian
Survei
Penelitian survei adalah penelitian yang dilaksanakan dengan
mengamati secara langsung pada suatu gejala dengan menggunakan system sampling.
Yang menjadi ciri khas penelitian ini yaitu data yang dikumpulkan dengan angket
yang akan diberikan untuk responden. Contohnya: penelitian mengenai “Persepsi
Masyarakat Kec. Gunungpati mengenai pendidikan sosial di Sekolah Menengah”.
D.
Proses Penelitian Kuantitatif
Sebuah penelitian tentunya mempunyai urutan langkah yang harus
ditempuh. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tersebut merupakan suatu
kegiatan ilmiah. Sehingga penelitian ini dapat menghasilkan penemuan yang
berarti dan sah (valid) yang ditopang oleh fakta dan bukti-bukti empiris.[9] Oleh
karena itu, penelitian dilakukan merupakan sebagai wujud upaya untuk memahami
dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis. Dalam bahasa yang
lain, model penelitian ini dikatakan sebagai metode penlitian yang sifatnya
linier.
Pada prinsipnya penelitian kuantitatif adalah untuk menjawab
masalah. Masalah adalah penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang
terjadi sesungguhnya. Dari hal tersebut maka kita dapat melakukan beberapa
langkah penelitian untuk menjawab masalah tersebut, antara lain :
Proses penelitian kuantitatif menurut Sugiyono adalah sebagai
berikut :
1.
Preliminary
study (studi pendahuluan dari obyek yang
diteliti).
Dalam menentukan masalah setidaknya
langsung melalui fakta-fakta empiris di lapangan supaya masalah dapat dibaca
dengan baik. Langkah awal menentukan masalah inilah yang disebut dengan Preliminary
study. Pada bagian ini, masalah harus dapat
dipotret dengan jelas melalui variable-variabel yang terukur. Juga dalam tahap
ini, merenungkan, berpikir, membaca, membuat konsep, revisi konsep,
teoritisasi, bertukar pendapat, konsul dengan pembimbing, dan penelusuran
pustaka. Mengeksploitasi, perumusan, dan penentuan masalah yang akan diteliti.
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan
yang akan menjadi pusat perhatian peneliti dan kemudian peneliti mendefinisikan
serta menformulasikan masalah penelitian tersebut dengan jelas sehingga mudah
di mengerti.
2.
Desain penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara, maka peneliti
dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah. Tujuannya adalah
untuk membuat hipotesis (jawaban sementara) terhadap rumusan masalah
penelitian. Jika memang rumusan masalah sudah didukung data yang relevan dan
sudah dibuat hipotesis, maka selanjutnya adalah menguji hipotesis tersebut.
3.
Fase empirik
Pengumpulan data, penyiapan data
untuk analisis atau mengumpulkan data penelitian dari lapangan.
4.
Fase analitik
Mengolah dan menganalisis data hasil
penelitian. Data yang dikumpulkan dari lapangan diolah dan dianalisis untuk
menemukan kesimpulan-kesimpulan, yang diantaranya kesimpulan dari hasil
pengujian hipotesis penelitian.
5.
Fase
Diseminasi
Pada tahap akhir, agar hasil penelitian dapat dibaca, dimengerti
dan diketahui oleh masyarakat luas, maka hasil penelitian tersebut disusun
dalam bentuk laporan hasil penelitian.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
menggunakan bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
2.
penelitian
kuantitatif disebut dengan metode kuantitatif, metode tradisional, positivistic,
scientific, dan discovery.
3.
Aksioma
Penelitian Kuantitatif realitas pada penelitian kuantitatif dipandang sebagai
sesuai yang konkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan
menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan
diverifikasi, Peneliti kuantitatif harus independen dan obyektif,
Hubungan variabel penelitian kuantitatif adalah hubungan kausal
(sebab dan akibat), Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan
informasi, bukan kedalamannya, data yang diteliti adalah data sampel dari
populasi tersebut dengan teknik propability sampling (random) dan
peneliti tidak bisa berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari
nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data.
4.
Cakupan
Masalah Kuantitatif diantaranya Penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan,
Penyimpangan antara rencana dengan realita, Adanya pengaduan dan adanya
kompetisi.
5.
Rumusan
masalah terdiri dari jenis Deskriptif (variabel mandiri), Komparatif
(perbandingan 2 variabel atau lebih) dan Assosiatif (menanyakan hubungan 2
variabel atau lebih)
B.
Saran
Seiring
perkembangan zaman seorang peneliti harus peka terhadap Perubahan sosial yang terjadi sangat cepat,
tanpa kita sadari tiba-tiba berada di zaman yang sudah berbeda. Kita harus
mampu melakukan penelitian yang berkualitas sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan permasalahan-permaslahan yang dihadapi saat ini. Penelitian sat ini sebagai
pijakan untuk melaksanakan penelitian selanjutanya dengan topik berbeda.
C.
Penutup
Demikian
makalah ini kami susun. Semoga para pembaca dapat tentang dasar-dasar
penelitian kuantitatif dengan baik. Permohonan maaf penulis atas segala
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Lexy
J. Moleoung, Prof. Dr., Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT Remaja
Rosyda Karya, 2016
Sugiyono,
Prof. Dr., Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D, Bandung:
CV Alfabeta, 2008
Sumarna
Surapranata, Dr., Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2004
John
W. Creswell, Research Design Pendekatan metode Kualitatif, Kuantitatif dan
Campuran, Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2016
H.
M. Djunaidi Ghony, Prof, Dr., dan Fauzan Almanshur, S.T., M.S1, Metodologi
Pendidikan Pendekatatan Kuantitatif, Malang :UIN Malang Press, 2009
Mahmud
Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: CV Angkasa, 2013
[1] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2008) hlm. 8
[2] M. Djunaidy
Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Pendidikan (Malang :
UIN-Malang Press, 2009) hlm. 83
[3] Sugiyono, Op
Cit, hlm. 7
[4] Sugiyono, Op
Cit, hlm. 10
[5] Sugiyono, Op
Cit, hlm. 11
[6] Sugiyono, Op
Cit, hlm. 13
[7] Sugiyono, Op
Cit, hlm. 32
[8] Sugiyono, Op
Cit, hlm. 34
Selamat Membaca
Tidak ada komentar:
Write comments