Kamis, 27 Oktober 2016

KUCING & KANCIL

      Pada zaman dahulu ada seekor kucing dan kancil. Dia pagi-pagi sudah jalan-jalan di tengah hutan. Setelah itu kucing bilang pada kancil, “aku ke sungai dulu untuk mencari makan”. Kata kucing.  Aku pun juga bilang pada kucing, “ya, sana! Aku juga ingin mencari makanan”. Kata kancil. Lalu mereka berdua berpisah, kucing kea rah sungai sedangkan kancil kea rah hutan itu.

      Kucing mencari makanan di atas bebatuan dan kadang kala berdiri menunggu ikan datang. Tak lama ada seekor ikan datang dan seketika itu juga kucing langsung menangkapnya. Kemudian kucing memakannya dengan lahab sampai kucing merasa sangat kenyang sekali. Setelah itu, sisa ikannya dibawa pulang untuk dimakan bersama dengan kancil.

      Sementara kancil di hutan pun menemukan mangsanya, yaitu tikus. Ketika hendak ditangkap oleh kancil, tikus lari terbirit-birit. Dengan usaha kerasnya itu, kancil berhasil menangkap tikus. Dan ketika kancil hendak memakan tikus itu, tiba-tiba tikus berkata,”boleh makan aku, tetapi jangan memakan teman-temanku!”. Kata tikus mengiba kepada kancil.

      Mendengar permintaan tikus, akhirnya kancil pun mengangguk-ngangguk. Nah, setelah syarat yang diberikan tikus sudah merasa dipenuhi oleh kancil, ia pun langsung memakannya dan langsung kenyang. Tak lama setelah itu, ia pun pulang ke arah rumah sahabatnya. Setelah bertemu dengan kucing di rumah, kucing pun bilang, “dari mana aku membawa makanan untukmu?”. Kata kucing. Kemudian kancil pun hanya diam saja. Tak sampai hati, kemudian kucing memberikan ikan dari sungai yang ia dapatkan tadi kepada kancil.

      Setelah ikannnya sudah diberikan kepada kancil, kucingnya pun ikut memakannya. Akan tetapi kucing pergi ke hutan malam-malam. Kucingnya pun tidak tahu kalau di hutan ketika malambanyak pemburunya. Kucing pun lari dan ia berkata, “tolong…..tolong……”. kata kucing sambil menahan ketakutannya. Namun, yang terjadi adalah kucing tertangkap dengan mempertaruhkan nyawanya. Namun, apalah daya, kucing naas yang tertangkap itu akhirnya mati.

Oleh : Ervi Zakiyatul Izza
Peserta Didik MI Miftahul Akhlaqiyah Ngaliyan


Tidak ada komentar:
Write comments